Penyebab peningkatan dan penurunan limfosit T pembantu (CD4)

Aktivitas penekan T yang tidak mencukupi menyebabkan dominasi pengaruh T-helper, yang berkontribusi pada respons imun yang lebih kuat (produksi antibodi yang diekspresikan dan/atau aktivasi jangka panjang T-efektor). Aktivitas penekan T yang berlebihan, sebaliknya, menyebabkan penekanan cepat dan jalannya respons imun yang gagal dan bahkan fenomena toleransi imunologis (respons imunologis terhadap antigen tidak berkembang). Dengan respons imun yang kuat, perkembangan proses autoimun dan alergi dimungkinkan. Aktivitas fungsional penekan T yang tinggi tidak memungkinkan pengembangan respons imun yang memadai, karena itu infeksi dan kecenderungan pertumbuhan ganas berlaku dalam gambaran klinis defisiensi imun. Nilai indeks CD4/CD8 1,5-2,5 sesuai dengan keadaan normergik; lebih dari 2,5 - hiperaktif; kurang dari 1 - defisiensi imun. Pada kasus peradangan yang parah, rasio CD4/CD8 mungkin kurang dari 1. Rasio ini sangat penting dalam menilai sistem kekebalan tubuh pada pasien dengan infeksi HIV. HIV secara selektif memengaruhi dan menghancurkan limfosit CD4, sehingga rasio CD4/CD8 menurun hingga nilai yang jauh lebih rendah dari 1.

Peningkatan rasio CD4/CD8 (hingga 3) sering dicatat dalam fase akut berbagai penyakit inflamasi, karena peningkatan jumlah T-helper dan penurunan T-supresor. Di tengah penyakit inflamasi, penurunan perlahan kandungan T-helper dan peningkatan T-supresor dicatat. Saat proses inflamasi mereda, indikator-indikator ini dan rasionya menjadi normal. Peningkatan rasio CD4/CD8 merupakan karakteristik dari hampir semua penyakit autoimun: anemia hemolitik, trombositopenia imun, tiroiditis Hashimoto, anemia pernisiosa, sindrom Goodpasture, lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid. Peningkatan rasio CD4/CD8 karena penurunan jumlah limfosit CD8 pada penyakit yang tercantum biasanya terdeteksi selama eksaserbasi dan aktivitas proses yang tinggi. Penurunan rasio CD4/CD8 akibat peningkatan jumlah limfosit CD8 merupakan karakteristik sejumlah tumor, khususnya sarkoma Kaposi.

Penyakit dan kondisi yang mengubah jumlah CD4 dalam darah

Peningkatan pada indikator

• Penyakit autoimun
• Lupus eritematosus sistemik
• Sindrom Sjögren, Felty
• Artritis reumatoid
• Sklerosis sistemik, kolagenosis
• Dermatomiositis, polimiositis
• Sirosis hati, hepatitis
• Trombositopenia, anemia hemolitik didapat
• Penyakit jaringan ikat campuran
• Penyakit Waldenstrom
• Tiroiditis Hashimoto
• Aktivasi imunitas antitransplantasi (krisis penolakan organ donor), peningkatan sitotoksisitas yang bergantung pada antibodi

Penurunan pada indikator

• Kelainan bawaan pada sistem imun (keadaan imunodefisiensi primer)
• Keadaan imunodefisiensi sekunder yang didapat:
  • infeksi bakteri, virus, protozoa dengan perjalanan penyakit yang panjang dan kronis; tuberkulosis, kusta, infeksi HIV;
  • tumor ganas;
  • luka bakar parah, cedera, stres, penuaan, kekurangan gizi;
  • mengonsumsi glukokortikosteroid;
  • pengobatan dengan sitostatika dan imunosupresan.
• Radiasi pengion