Bukti baru telah muncul untuk membantah teori bahwa manusia terancam punah

Beberapa peneliti sebelumnya telah menerbitkan data yang menunjukkan bahwa kromosom Y, yang hanya ditemukan pada laki-laki, mengalami degradasi genetik yang sangat cepat sehingga dapat menghilang seluruhnya dalam waktu 5 juta tahun.

Pada pertengahan abad ke-20, diketahui bahwa kromosom Y memegang peranan penting dalam menentukan jenis kelamin embrio selama perkembangan embrio. Diketahui pula bahwa kromosom Y mengandung serangkaian gen yang bertanggung jawab atas proses spermatogenesis. Diketahui bahwa kromosom Y hanya mengandung 78 gen (dibandingkan ribuan yang terdapat pada kromosom lain).

Namun, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, degradasi genetik kromosom seks tipe Y hampir berhenti. Prediksi bencana genetik

Profesor Bryan Sykes, penulis buku tahun 2003 "Adam's Curse: A Future Without Men," meramalkan hilangnya manusia dalam 100.000 tahun.

Prediksi semacam itu, yang dibuat oleh banyak ahli genetika pada akhir tahun 1990-an, didasarkan pada perbandingan kromosom X dan Y pada manusia. Kromosom X pada perempuan memiliki 800 gen, dibandingkan dengan hanya 78 pada kromosom Y pada laki-laki.

Jennifer Hughes dan rekan-rekannya di Whitehead Institute di Cambridge, Massachusetts, memutuskan untuk menguji validitas klaim tentang kematian kromosom Y yang akan segera terjadi.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tahun 2005, mereka membandingkan kromosom Y manusia dengan kromosom seks simpanse, yang garis evolusinya menyimpang dari manusia sekitar 6 juta tahun yang lalu.

Dalam penelitian saat ini, mereka mengamati kromosom Y monyet rhesus, yang terpisah dari manusia oleh 25 juta tahun evolusi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa selama 6 juta tahun terakhir, degradasi kromosom Y manusia sangat minimal - tidak ada satu pun gen yang hilang, dan selama kurun waktu 25 juta tahun, jumlah gen telah berkurang satu.

"Kromosom Y tidak akan hilang, dan hilangnya gen hampir berhenti," kata Dr. Hughes. "Kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa hal ini dapat terjadi di masa mendatang, tetapi gen yang ada pada kromosom Y akan tetap ada."

“Mereka tampaknya memiliki beberapa fungsi penting yang hanya bisa kita tebak, namun gen-gen ini terpelihara dengan baik dalam proses seleksi alam.” Pria tidak berisiko

Degradasi genetik kromosom Y terjadi karena pertukaran materi genetik antara kromosom pria dan wanita yang sangat terbatas selama reproduksi. Dan antara pasangan kromosom wanita tipe X, pertukaran semacam itu terjadi dengan sangat aktif. Ini berarti bahwa mutasi pada kromosom Y dipertahankan dari satu generasi pria ke generasi berikutnya.

"Kromosom X tidak menimbulkan masalah karena terus-menerus bergabung kembali dengan pasangannya, tetapi kromosom Y tidak pernah bergabung kembali, yang membuatnya rentan terhadap semua faktor degeneratif ini," jelas Dr. Hughes.

Profesor Mark Pagel, seorang ahli biologi evolusi di Universitas Reading, percaya bahwa masa depan jangka panjang pria aman.

"Makalah ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa hilangnya gen pada kromosom Y terjadi relatif cepat di awal evolusi, tetapi kemudian mencapai titik di mana seleksi memaksa proses tersebut berhenti."