Diabetes mellitus tipe 2 dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker

Diabetes tipe 2 meningkatkan risiko timbulnya banyak penyakit, termasuk berbagai jenis kanker; namun, mekanisme yang bertanggung jawab atas hubungan ini masih belum jelas.

Sebuah studi terkini yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine mengkaji risiko kanker pada penderita diabetes.

Diabetes tipe 2 adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Berbagai studi epidemiologi besar telah menunjukkan bahwa penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker hati, pankreas, rahim, usus besar dan rektum, payudara, dan kandung kemih.

Diabetes dikaitkan dengan penyakit mikrovaskular, manifestasi yang paling umum adalah retinopati diabetik (DR), yang merupakan penyebab utama hilangnya penglihatan pada usia paruh baya. Beberapa faktor, seperti gula darah tinggi, kadar produk akhir glikasi toksik yang tinggi, dan aktivasi beberapa jalur yang umum terjadi pada kanker, berkontribusi terhadap perkembangan retinopati diabetik.

Fenomena umum seperti stres oksidatif, peradangan, kelainan pembuluh darah, dan pembentukan pembuluh darah baru merupakan hal yang umum terjadi pada kanker dan DR. Dengan demikian, kontrol glikemik yang lebih baik dapat mengurangi kejadian kanker pada populasi ini.

Secara keseluruhan, insiden kanker meningkat sebesar 20% pada pasien diabetes, dengan peningkatan risiko terbesar pada kanker hati dan pankreas, diikuti oleh kanker rongga mulut, kandung empedu, sistem reproduksi wanita, ginjal, dan otak. Peningkatan risiko ini berkisar antara 25 hingga 34%, kecuali kanker ginjal, yang risikonya 44% lebih tinggi.

Kanker lain yang risikonya meningkat sedikit hingga 17-20% termasuk kanker perut, kulit, dan payudara pada wanita, serta kanker saluran kemih. Satu-satunya kanker yang menurun pada kelompok diabetes adalah kanker esofagus.

Pada pria yang menderita diabetes, risiko kanker meningkat hingga 20%. Pasien dengan hipertensi bersamaan memiliki risiko kanker 10% lebih tinggi, sementara pasien dengan kadar lipid darah tinggi memiliki risiko kanker keseluruhan 14% lebih rendah, tetapi risiko kanker payudara meningkat pada wanita.

Hubungan terbalik antara hiperlipidemia dan kanker mungkin disebabkan oleh meningkatnya risiko kematian dini akibat kardiovaskular; namun, efek antikanker langsung dari kadar kolesterol tinggi juga mungkin terjadi.

Pasien dengan diabetes dan retinopati diabetik memiliki insiden kanker keseluruhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa retinopati diabetik - masing-masing 32% dan 20%. Insiden kanker hati, mesotelial, saluran kemih, dan jaringan lunak meningkat pada kelompok diabetes dengan retinopati diabetik.

Tempat lain dengan risiko kanker yang cukup tinggi termasuk rongga mulut, bibir, lambung, usus besar, dan pankreas. Kanker sistem limfatik dan sumsum tulang juga lebih umum terjadi pada pasien diabetes dan retinopati diabetik.

Di antara pasien dengan retinopati diabetik, risikonya 13% lebih tinggi pada mereka yang mengalami retinopati diabetik proliferatif (PDR) dibandingkan pada mereka yang mengalami retinopati diabetik non-proliferatif (NPDR). Kanker lambung, hati, ginekologi, dan saluran kemih lebih umum terjadi pada pasien dengan PDR dibandingkan pada mereka yang mengalami NPDR. Demikian pula, risikonya 25% lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.

Diabetes merupakan faktor risiko independen dan signifikan untuk kanker secara umum dan kanker di lokasi tertentu. Risiko ini meningkat pada penderita diabetes yang mengalami retinopati diabetik, yang mungkin terkait dengan kadar faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF) dan angiopoietin-2 (Ang-2) yang jauh lebih tinggi pada pasien ini dibandingkan dengan penderita diabetes tanpa retinopati diabetik.

Peradangan sistemik, yang sering kali merupakan respons terhadap diabetes, juga dapat meningkatkan risiko berbagai kanker, termasuk kanker hati, pankreas, usus besar, dan payudara. Selain itu, banyak mediator inflamasi, termasuk sitokin dan kemokin proinflamasi, dilepaskan dalam retinopati diabetik, yang juga dapat berkontribusi terhadap karsinogenesis.

Hasil-hasil ini memunculkan kemungkinan bahwa diabetes dan retinopati diabetik dapat memiliki ciri-ciri patogenik yang sama dengan kanker, dan pengendalian glukosa darah yang ketat untuk mencegah retinopati diabetik pada pasien-pasien diabetes dapat semakin mengurangi perkembangan kanker.