Ganja yang dimodifikasi secara genetik ada di pasaran.

Zaman terus berubah, dan para pemasok ganja terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi: rumput yang dimodifikasi secara genetik telah muncul di pasaran.

Le Monde melaporkan bahwa pasar Prancis masih didominasi oleh produk tradisional (sebagian besar diimpor dari Maroko - sekitar 200 ton per tahun), tetapi angin perubahan sudah terasa. "Dalam sepuluh tahun, ganja telah berubah dengan jelas," kata François Thierry, kepala Komite Sentral Prancis untuk Pemberantasan Perdagangan Narkoba Ilegal.

Produk alami dengan kadar tetrahidrokanabinol (THC) yang rendah sudah menjadi masa lalu. Pada tahun 1970-an, orang-orang merokok sesuatu yang sama sekali berbeda dari yang mereka lakukan sekarang. "Dalam beberapa tahun, kadar THC meningkat dari 3% atau 4% menjadi 10%, dan terkadang Anda bahkan dapat menemukan ganja dengan kadar zat ini sebesar 30%," kata ahli tersebut.

Varietas ganja baru semakin bersaing dengan hashish Maroko. Harganya lebih mahal, tetapi lebih populer karena kualitasnya yang tinggi - untuk kenikmatan seperti itu Anda harus merogoh kocek dalam-dalam.

Situasinya telah berubah sedemikian rupa sehingga otoritas Belanda mempertimbangkan kemungkinan untuk mengembalikan ganja ke dalam daftar obat-obatan keras. Di tempat-tempat khusus di Amsterdam, tempat Anda dapat membeli dan mengonsumsi ganja secara legal, barang-barang yang diproduksi secara lokal mendominasi. Perkebunan rami di Belanda (dan jumlahnya lebih dari lima ribu di negara ini) merupakan sumber utama ganja generasi baru, kedua setelah Inggris Raya. Di kedua negara tersebut, budidaya rami dilakukan di bawah kaca dan di ruang bawah tanah. Ini bukan lagi sebuah kerajinan, tetapi proses produksi skala besar, sebuah bisnis. Gambaran serupa berkembang di Jerman, Belgia, dan di tenggara Eropa, khususnya di Albania.

Pada bulan Februari, polisi Prancis menemukan 700 tanaman di sebuah gudang di La Courneuve, timur laut Paris. "Lebih dari 200 tanaman bukan lagi pelengkap dana pensiun, melainkan kejahatan terorganisasi," jelas Tn. Thierry. Namun, meskipun Prancis tetap menjadi konsumen ganja terbesar di Eropa, produksinya masih tertinggal.

[ 1 ]