Ahli genetika China mencoba menciptakan daging sapi yang sempurna

Bagi para koki dan pencinta kuliner, steak yang sempurna bagaikan Cawan Suci. Pencarian tanpa akhir mereka telah diikuti oleh para ilmuwan Tiongkok yang tengah berupaya menciptakan jenis sapi hasil rekayasa genetika yang dagingnya seharusnya memiliki kualitas rasa yang unggul.

Gen tambahan yang telah "diperkaya" oleh para ilmuwan pada sapi meningkatkan kandungan lemak pada otot hewan tersebut. Berkat hal ini, orang-orang Cina berharap untuk memperoleh potongan daging sapi yang "berurat" dan empuk seperti daging sapi Wagyu Jepang yang terkenal.

Para ilmuwan telah berhasil membesarkan dua anak sapi pertama yang dimodifikasi, yang masih perlu mencapai kematangan sebelum disembelih. Setelah itu, kita dapat menilai seberapa sukses percobaan di China tersebut.

Profesor Ni Minyong, yang memimpin proyek di Universitas Peking, mengatakan bahwa jika percobaan ini berhasil, maka akan menghasilkan jenis sapi transgenik pertama di dunia yang dagingnya mengandung protein yang mengikat asam lemak.

"Kandungan lemak yang tinggi pada daging sapi merupakan salah satu ciri utama daging sapi berkualitas tinggi," kata profesor tersebut. "Sebagai hasil dari penelitian lebih lanjut, akan memungkinkan untuk mencapai struktur marmer yang ideal pada daging sapi lokal dan dengan demikian menyediakan alternatif untuk daging premium impor."

Ini bukanlah upaya pertama untuk meningkatkan kualitas daging atau susu sapi menggunakan rekayasa genetika. Misalnya, tahun ini, ilmuwan Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mengembangbiakkan sapi yang susunya dapat diminum oleh orang-orang yang tidak toleran terhadap laktosa. Selain itu, menurut mereka, susu ini diperkaya dengan lemak sehat, yang sebagian besar diperoleh orang dari ikan.

Tahun lalu, ilmuwan dari Tiongkok berhasil memasukkan gen manusia ke dalam dua ratus sapi sehingga susu mereka akan menyamai kualitas susu manusia (induk sapi). Saat ini, daging sapi termahal di dunia adalah daging sapi fogyu Jepang, yang terkenal dengan struktur marmernya dan rasa lembutnya yang luar biasa. Daging sapi transgenik dengan karakteristik serupa, yang tengah digarap oleh Tiongkok, akan jauh lebih murah daripada daging sapi fogyu alami. Akan tetapi, meskipun percobaan ini berhasil, daging sapi ajaib ini tidak akan muncul di rak-rak toko setidaknya selama beberapa tahun.

Seperti halnya isu apa pun yang melibatkan modifikasi genetik, para ilmuwan dan masyarakat terbagi pendapatnya tentang penciptaan daging sapi transgenik baru. Misalnya, Dr. Helen Wallace, direktur grup perusahaan Genewatch, mengatakan bahwa konsumen Eropa pasti akan khawatir tentang meningkatnya jumlah hewan yang menderita akibat eksperimen genetik. “Seleksi tradisional dan teknologi lainnya dapat membantu meningkatkan kualitas daging. Anda tidak perlu menggunakan teknologi genetik untuk mendapatkan produk berkualitas tinggi,” katanya.

[ 1 ], [ 2 ]