Homoseksualitas adalah bawaan lahir.

Temuan penelitian terhadap otak kaum heteroseksual dan homoseksual mendukung pandangan para peneliti yang meyakini bahwa orientasi seksual bersifat bawaan.

Dari tanggal 28 hingga 31 Mei 2011, Kongres Neurologi XXI diadakan di Lisbon (Portugal). Salah satu topik yang dibahas adalah penentuan orientasi seksual manusia berdasarkan struktur otaknya. Keadaan dalam bidang penelitian ini diuraikan oleh Jerome Goldstein, direktur Pusat Penelitian Klinis (San Francisco, AS).

Pelopor penelitian ini adalah ahli saraf Simon LeVay, yang pada tahun 1991 menemukan perbedaan yang jelas dalam struktur otak tubuh kaum homoseksual dan heteroseksual yang telah dibedahnya. Area spesifik hipotalamus anterior berukuran 2-3 kali lebih besar pada pria heteroseksual dibandingkan pada wanita heteroseksual, dan situasi yang sama diamati pada pria gay.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000-an, ketika peralatan diagnostik berteknologi tinggi tersebar luas, membuktikan "bawaan" orientasi seksual.

Pada tahun 2008, Ivanka Savic-Berglund dan Per Lindstrom dari Institut Karolinska di Stockholm, Swedia, menggunakan pencitraan resonansi magnetik untuk mengukur aliran darah di otak orang-orang dari semua jenis kelamin dan orientasi seksual dan menemukan perbedaan dalam ukuran amigdala (bagian otak yang memengaruhi respons emosional); amigdala kaum homoseksual mirip dengan amigdala wanita heteroseksual, sedangkan amigdala kaum lesbian mirip dengan amigdala pria heteroseksual.

Sebuah kelompok dari Queen Mary College (Inggris) yang dipimpin oleh Kazi Rahman menemukan pada tahun 2005 bahwa pria dan lesbian heteroseksual, karena belahan otak kanan yang lebih berkembang, lebih berorientasi pada ruang daripada kaum homoseksual dan wanita heteroseksual. Namun, wanita heteroseksual dan homoseksual lebih banyak bicara karena belahan otak kiri yang berkembang.

Meskipun homoseksualitas sudah lama tidak lagi digolongkan sebagai gangguan mental (Organisasi Kesehatan Dunia menghapus homoseksualitas dari daftar penyakit pada tahun 1992), survei terhadap 1.400 psikiater dan psikoanalis yang dilakukan pada tahun 2010 oleh kelompok Profesor Michael King dari Fakultas Kedokteran Universitas College London (Inggris) menunjukkan bahwa hampir 1/6 dari mereka pernah bekerja dengan klien untuk mengatasi atau mengurangi homoseksualitas. Anehnya, hanya 4% yang mengaku akan menyetujui pekerjaan tersebut lagi, karena terapi tersebut sering kali diminta oleh pasien sendiri, yang berada di bawah tekanan dari lingkungan mereka.

Para ilmuwan sepakat bahwa penelitian lebih lanjut terhadap orang-orang heteroseksual, gay, biseksual, dan transgender - neurobiologis, hormonal, genetik - akan membantu memperjelas masalah ini. Dr. Goldstein memulai studi jangka panjang terhadap saudara kembar identik, yang akan menjalani pemindaian MRI, MRI fungsional, dan PET untuk membuat "peta otak."

[ 1 ]