Ikan yang digoreng meningkatkan risiko kanker prostat

Mengonsumsi ikan salmon dan ikan merah lainnya dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat, sementara mengonsumsi ikan flounder dan ikan rendah lemak lainnya meningkatkan kemungkinan terkena penyakit onkologis ini. Demikian kesimpulan yang dicapai oleh para ilmuwan Amerika dari University of Southern California dan California Institute for Cancer Prevention.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ikan merah memiliki efek positif pada kesehatan, karena adanya asam lemak tak jenuh Omega-3. Penelitian saat ini melengkapi penelitian lain secara signifikan - jenis ikan dan cara mengolahnya sangat penting. Hanya dalam kerangka ini kita dapat berpikir tentang pengurangan atau peningkatan risiko berkembangnya neoplasma ganas pada kelenjar prostat.

Para ilmuwan menganalisis data dari 3.000 pria yang ikut serta dalam Studi Kolaboratif Kanker Prostat California (San Francisco, AS). Semua peserta menjawab kuesioner tentang jumlah, jenis, dan metode memasak ikan yang mereka makan. Kanker prostat progresif didiagnosis pada 60% kasus.

Setelah menganalisis data ini, para ilmuwan sampai pada kesimpulan bahwa keberadaan jenis ikan seperti salmon, makerel, dan sarden dalam makanan dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat, asalkan dimasak pada suhu rendah (dipanggang, direbus). Saat memasak ikan menggunakan metode suhu tinggi (menggoreng di atas api terbuka, memanggang, dalam wajan), risiko terkena tumor ganas kelenjar prostat meningkat.

Ternyata pria yang mengonsumsi dua atau lebih porsi ikan putih yang dimasak pada suhu tinggi per minggu memiliki risiko kanker prostat dua kali lebih besar daripada mereka yang tidak pernah mengonsumsi ikan sama sekali. Akan tetapi, para ilmuwan tidak menemukan kaitan antara kanker dan pola makan yang sebagian besar mengonsumsi ikan putih yang dimasak pada suhu rendah.

Ditemukan pula bahwa konsumsi ikan goreng yang berlebihan (fish finger dan sandwich) meningkatkan risiko kanker prostat hanya pada orang Hispanik, tetapi tidak pada orang kulit putih atau orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat.

Saat ini, para ilmuwan tidak dapat menyebutkan alasan perbedaan antara ikan merah dan putih di atas. Dua teori diajukan untuk dipertimbangkan. Yang pertama adalah bahwa karsinogen dapat terbentuk selama memasak ikan pada suhu tinggi, tetapi pada ikan berwarna gelap efeknya dinetralkan oleh adanya asam lemak Omega-3. Yang kedua adalah bahwa ketika digoreng dalam wajan, ikan putih menyerap lebih banyak lemak daripada ikan berwarna gelap; metode memasak ini dapat mengubah rasio lemak baik dan jahat. Secara umum, masih terlalu dini untuk memberikan rekomendasi diet apa pun, para ilmuwan menyimpulkan.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]