Kecerdasan manusia meningkat setiap sepuluh tahun

Di Inggris Raya, para ahli dari King's College menyatakan bahwa manusia menjadi lebih pintar setiap sepuluh tahun. Para ahli membuat kesimpulan tersebut setelah menganalisis hasil tes IQ orang-orang dari berbagai usia.

Para ahli memutuskan untuk mencari tahu seberapa besar perbedaan perkembangan intelektual antara orang-orang dari berbagai generasi. Sekitar dua ratus ribu orang dari berbagai negara ikut serta dalam proyek penelitian baru ini, dan hasilnya bahkan mengejutkan para ahli.

Ternyata, setiap sepuluh tahun kecerdasan manusia meningkat. Data tersebut menunjukkan bahwa setiap generasi baru akan lebih cerdas daripada generasi sebelumnya.

Perlu dicatat bahwa setiap sepuluh tahun tingkat kesulitan tes IQ menjadi lebih sulit, tetapi meskipun demikian, kaum muda berhasil mengatasinya. Fitur ini dicatat oleh James Flynn, seorang filsuf dan psikolog di salah satu universitas di Selandia Baru.

Skor tes IQ rata-rata adalah 100 poin, jadi jika orang modern mengikuti tes yang relevan seratus tahun lalu, ia akan memperoleh skor 130 poin, sedangkan hasil tes nenek moyang kita pada tes modern akan menjadi sekitar 70 poin, yang merupakan perbedaan yang signifikan.

Sangat mungkin bahwa tingkat pendidikan yang tinggi berkontribusi terhadap hal ini, tetapi para ahli percaya bahwa hal itu tidak memainkan peran kunci dalam perkembangan intelektual seseorang.

Para ahli juga percaya bahwa tingkat perkembangan intelektual sangat bergantung pada kualitas pengobatan dan pengurangan jumlah anak dalam satu keluarga. Menurut peneliti Inggris, orang tua masa kini dapat lebih memperhatikan satu atau dua anak dibandingkan generasi sebelumnya, di mana keluarga rata-rata memiliki tiga hingga empat anak.

Para ilmuwan telah mencatat bahwa perhatian yang biasa saja, seperti komunikasi, permainan, atau jalan-jalan, dapat memengaruhi kecerdasan anak. Hal-hal yang tampaknya sederhana tersebut secara signifikan mengembangkan pandangan anak dan proses pembelajaran sistem norma, nilai, dan pengetahuan. Selain itu, menurut para ahli, kecerdasan dapat dipengaruhi oleh status sosial keluarga, kekayaan, dan hubungan antara orang tua.

Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh para ahli dari Florida menemukan bahwa proses pengasuhan sama sekali tidak berpengaruh pada perkembangan intelektual seorang anak. Apakah seorang anak akan cerdas atau tidak, kata para ilmuwan, tergantung pada genetika, dan kemampuan mental anak bergantung pada kemampuan mental orang tuanya.

Para peneliti sampai pada kesimpulan ini setelah mempelajari anak-anak dari keluarga yang berbeda. Penelitian ini melibatkan keluarga dengan dua anak seusia, tetapi salah satunya bukan anak kandung (yaitu anak adopsi). Semua anak menjalani tiga tes - yang pertama di sekolah, yang berikutnya pada usia 18 dan 26 tahun. Hasilnya, para ilmuwan menemukan bahwa kemampuan intelektual anak secara praktis tidak bergantung pada pola asuh. Namun, anak-anak yang orang tua kandungnya memiliki kecerdasan yang lebih berkembang lebih cerdas daripada teman sebayanya, tetapi para ahli memperingatkan bahwa hasil penelitian tidak berarti bahwa orang tua tidak dapat belajar dengan anak-anak mereka.