Tidur dan lensa kontak adalah kombinasi yang tidak menguntungkan

Pulang larut malam atau merasa lelah bukanlah alasan untuk tidur dengan lensa kontak. Kelalaian seperti itu dapat berdampak serius pada penglihatan Anda.

Seseorang yang memakai lensa kontak untuk pertama kalinya sangat berhati-hati saat memakainya pada awalnya. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh praktik, setelah jangka waktu tertentu, kecanduan berkembang, orang menjadi rileks dan berhenti mengikuti beberapa anjuran dokter. Seperti yang ditunjukkan oleh statistik, sekitar 30% pengguna lensa kontak secara berkala membiarkan diri mereka tidak melepasnya sebelum tidur.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika menyampaikan informasi berikut: pasien yang mengabaikan aturan dan tidur dengan alat korektif lebih dari lima malam seminggu sering menderita lesi mata menular.

“Tidur dengan lensa kontak jelas meningkatkan risiko penyakit menular pada kornea, yang sayangnya sering ditemukan di kalangan pasien remaja dan setengah baya,” kata perwakilan Pusat.

Secara khusus, pembahasannya adalah tentang perkembangan keratitis mikroba - patologi infeksi yang memerlukan terapi antibiotik. Tanpa pengobatan dengan obat-obatan yang kuat, komplikasi yang sangat tidak menguntungkan dapat terjadi.

Para ahli mengutip contoh kasus perorangan dari praktik, ketika penggunaan lensa saat tidur dalam jangka waktu lama menyebabkan kerusakan berbahaya pada kornea, perlunya intervensi bedah, dan bahkan hilangnya fungsi penglihatan.

Salah satu pasiennya adalah seorang pria berusia 34 tahun. Ia secara teratur tidur tanpa melepas perangkat tersebut dan bahkan berenang di kolam renang dengan perangkat tersebut, yang menyebabkan penumpukan flora patogen berbahaya di kornea. Setelah beberapa waktu, ia harus pergi ke dokter, karena ia merasa terganggu oleh kekeruhan aneh di mata sebelah kiri. Dokter harus mengobati proses peradangan campuran mikroba-jamur untuk waktu yang lama, tetapi bahkan pengobatan yang kuat tidak membuahkan hasil. Ternyata, itu adalah bentuk keratitis akanthamoeba yang disebabkan oleh agen infeksius langka - amuba. Hasilnya, penglihatan pria itu kembali, tetapi tidak sepenuhnya.

Kasus lain melibatkan seorang gadis berusia 17 tahun yang jarang melepas lensa kontaknya dan akhirnya didiagnosis menderita keratitis pseudomonas. Infeksi tersebut berhasil disembuhkan, tetapi meninggalkan bekas luka yang tidak dapat disembuhkan dan penglihatannya menjadi jauh lebih buruk.

Pasien ketiga, seorang pria berusia 59 tahun, memutuskan untuk pergi berburu selama beberapa hari. Hanya butuh dua hari pemakaian produk secara terus-menerus hingga ulkus kornea berlubang yang menular berkembang. Akibatnya, perlu dilakukan operasi transplantasi kornea yang serius dan mahal, diikuti dengan masa pemulihan yang panjang.

Mungkin, kita tidak berbicara tentang kasus yang paling umum. Namun, tidak seorang pun dapat menjamin bahwa setelah penggunaan lensa yang salah, beberapa proses infeksi tidak akan dimulai. Dokter memperingatkan: tidur dan lensa adalah konsep yang tidak cocok.

Informasi tersedia di situs web www.fda.gov