Obat multiple sclerosis pertama di dunia muncul

Para ahli dari Australia telah mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan obat yang akan membantu menyembuhkan multiple sclerosis. Obat baru tersebut disebut WEHI-345 dan, menurut para ilmuwan, mampu mencegah perkembangan penyakit tersebut pada setengah dari kasus.

Obat ini telah menjadi terobosan nyata dalam kedokteran, karena WEHI-345 dapat membantu menyembuhkan penyakit ini secara tuntas (saat ini belum ada obat untuk multiple sclerosis).

Setelah berbagai percobaan, para ahli mencatat bahwa obat tersebut membantu mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut jika Anda mulai menggunakannya segera setelah gejala pertama muncul. Pada saat yang sama, menurut para peneliti, obat tersebut cocok untuk pengobatan penyakit yang sudah berkembang dan untuk tujuan pencegahan.

Kelompok ilmiah akan melanjutkan penelitian lebih lanjut tentang obat tersebut. Para spesialis bermaksud untuk menyempurnakan WEHI-345, serta analognya. Penelitian menunjukkan bahwa dalam 50% kasus setelah menggunakan obat baru, perkembangan multiple sclerosis melambat (atau berhenti total).

Perlu dicatat bahwa multiple sclerosis memengaruhi mielin dalam sistem saraf. Hingga saat ini, penyakit ini dianggap tidak dapat disembuhkan, dan belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini.

Penyakit ini menyebabkan kerusakan mielin, yaitu selubung yang membungkus serabut saraf. Serabut ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat, dan kerusakan pada selubung tersebut menyebabkan berbagai gangguan neurologis.

Umumnya orang menganggap sklerosis sebagai penyakit orang tua, yaitu hilangnya daya ingat yang berhubungan dengan kepikunan. Namun, penyakit ini bersifat autoimun dan tidak ada hubungannya dengan perubahan terkait usia dan linglung yang dialami orang tua.

Sklerosis multipel ditandai dengan banyaknya jaringan parut di seluruh sistem saraf pusat (sehingga dinamakan multiple). Selama penelitian penyakit ini, ditemukan bahwa fokus sklerosis (jaringan parut atau plak) ditemukan di seluruh sistem saraf pusat, tanpa lokasi yang jelas. Pada sklerosis multipel, penggantian jaringan saraf alami dengan jaringan ikat dimulai (yaitu jaringan parut). Penyakit ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1868 oleh psikiater Prancis Jean-Martin Charcot.

Orang-orang yang berusia muda dan setengah baya (16-45 tahun) rentan terhadap penyakit ini. Ciri khas penyakit ini adalah beberapa bagian sistem saraf terpengaruh sekaligus (seringkali berbeda), yang menyebabkan gejala neurologis pada pasien (gangguan fungsi menelan, gaya berjalan, keseimbangan, bicara, penglihatan, tremor, inkontinensia tinja dan urin, kejang otot, kelelahan, depresi, peningkatan kepekaan terhadap panas).

Saat penyakit berkembang, plak dengan ukuran mulai dari 1 mm hingga beberapa sentimeter terbentuk di lokasi kerusakan selubung mielin; seiring waktu, beberapa plak dapat bergabung satu sama lain, membentuk lesi besar.

Pada satu pasien, plak, baik yang baru terbentuk maupun yang “lama”, terdeteksi selama pemeriksaan khusus.