Para ilmuwan percaya bahwa gangguan pendengaran dapat dicegah pada 50 persen kasus

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 350 juta orang mengalami gangguan pendengaran dan menjadi cacat karenanya. Namun, para ahli mengatakan bahwa penelitian baru telah menunjukkan bahwa lebih dari separuh dari semua kasus gangguan pendengaran dapat dicegah. Sebuah laporan yang dirilis pada tanggal 3 Maret mengatakan bahwa ketulian dan kemungkinan gangguan pendengaran dapat dicegah.

Organisasi Kesehatan Dunia saat ini tengah berupaya menarik perhatian negara-negara maju dengan sebuah laporan dan upaya untuk mengatasi masalah yang ada. Masalah tersebut saat ini cukup besar untuk ditangani di tingkat organisasi kecil atau komunitas kesehatan pendengaran perorangan.

Para ilmuwan meyakini bahwa separuh dari kasus gangguan pendengaran merupakan jumlah kasus minimum yang dapat dicegah. Jumlah orang yang memiliki masalah dengan pendengaran dan kesehatan telinga terus bertambah setiap tahunnya. Saat ini, statistik melaporkan bahwa sejak tahun 2004, jumlah total orang tuli dan orang dengan gangguan pendengaran di dunia telah meningkat hampir 100 juta (pada tahun 2004, tercatat sekitar 270 juta orang dengan gangguan pendengaran, pada tahun 2012 angkanya meningkat menjadi 360 juta).

Penyebab utama terjadinya masalah pendengaran adalah karena seiring bertambahnya usia, orang akan mengalami kehilangan pendengaran secara bertahap. Seiring bertambahnya usia, masalah ini biasanya akan semakin parah dan prosesnya dianggap tidak dapat disembuhkan. Satu dari tiga orang yang berusia di atas 67 tahun memiliki masalah pendengaran. Sayangnya, alat bantu dengar tidak selalu dapat menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas. Alat bantu dengar tidak selalu tersedia untuk orang lanjut usia dan dalam kebanyakan kasus, alat bantu dengar hanya dapat menyelesaikan 20% dari masalah yang timbul akibat kehilangan pendengaran.

Banyak orang tidak menggunakan alat bantu dengar karena malu atau rasa kompleks yang muncul segera setelah kehilangan pendengaran. Orang yang mulai mendengar dengan buruk karena usia atau alasan lain paling sering tidak mengakui fakta ini, karena mereka takut dikenal sebagai orang yang berpikiran lemah atau orang dengan kemampuan terbatas. Dalam kasus seperti itu, pasien lebih suka menyembunyikan adanya masalah dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, yang hanya dapat menyebabkan kehilangan pendengaran dini.

Dokter percaya bahwa alat bantu dengar yang dipilih dengan tepat tidak hanya dapat mengatasi masalah gangguan pendengaran, tetapi juga mencegah gangguan pendengaran progresif. Setiap alat bantu dengar harus dipilih oleh spesialis yang berkualifikasi dan dibeli dengan resep dokter, sama seperti kacamata. Gangguan pendengaran seiring bertambahnya usia merupakan penyebab alami yang akan memengaruhi kita masing-masing di masa mendatang. Selain gangguan pendengaran terkait usia, ada banyak penyebab lain yang dapat disebut bukan alami, tetapi didapat, dan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada usia berapa pun, bahkan pada anak-anak.

Pilek dan infeksi virus yang disertai keluarnya nanah dari telinga, tentu saja dapat menyebabkan komplikasi dan gangguan pendengaran lebih lanjut jika tidak ditangani dengan tepat. Komplikasi tersebut bahkan dapat menyebabkan konsekuensi seperti meningitis atau abses otak. Keluarnya cairan dari rongga telinga seharusnya menjadi sinyal bahwa Anda perlu menghubungi dokter.

Kebisingan yang berlebihan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran secara bertahap. Jika Anda harus berada di tempat yang bising atau di dekat peralatan yang mengeluarkan suara keras, Anda harus mempertimbangkan untuk mengenakan pelindung telinga. Penyakit seperti campak, rubella, atau gondongan juga dapat memengaruhi pendengaran seseorang, terutama pada masa kanak-kanak.