Para ilmuwan telah menciptakan chip yang dapat terurai secara hayati dari sebuah telur

Elektronik berkualitas tinggi dibedakan berdasarkan daya tahannya, tetapi, sayangnya, hampir semua komponen perangkat elektronik setelah masuk ke tempat pembuangan sampah terurai setidaknya selama beberapa dekade dan meracuni bumi, melepaskan senyawa berbahaya dan beracun ke lingkungan. Masalah ini relevan untuk semua negara dan banyak ilmuwan telah lama berusaha menemukan bahan alternatif yang setelah akhir penggunaan akan hancur begitu saja menjadi komponen yang aman dan tidak akan membahayakan lingkungan. Baru-baru ini, salah satu kelompok penelitian berhasil mengembangkan metode unik untuk membuat chip elektronik yang ramah lingkungan. Sebuah tim ilmuwan internasional dari Inggris Raya dan Cina menciptakan chip yang terbuat dari telur, lebih khusus lagi hanya sebagian dari telur - protein, yang dikenal kaya akan protein.

Salah satu peneliti menjelaskan bahwa untuk membuat chip tersebut, mereka menerapkan lapisan serat protein yang sangat tipis pada pelat batu api. Pada satu sisi lapisan, elektroda magnesium diterapkan, dan pada sisi lainnya, elektroda tungsten. Menurut para peneliti, baik tungsten maupun magnesium mudah hancur dan cepat dalam kondisi alami, itulah sebabnya bahan-bahan ini dipilih untuk membuat chip ekologis baru.

Kemudian, dengan menggunakan kepingan putih telur baru sebagai dasarnya, para ilmuwan dapat membuat memristor yang dapat terurai secara hayati – sebuah elemen kecil pada perangkat elektronik yang dapat menyimpan informasi.

Secara teori, elemen-elemen tersebut telah ada sejak awal tahun 70-an, tetapi baru 8 tahun yang lalu, para insinyur di Hewlett Packard berhasil menciptakan memristor pertama di dunia. Di komputer, elemen-elemen tersebut bertanggung jawab untuk menyimpan informasi dan memungkinkan pemuatan sistem operasi yang hampir seketika. Tentu saja, ada beberapa kekhasan dalam pengoperasian protein memristor, khususnya, ia beroperasi pada tingkat kelembapan tertentu.

Para ahli menguji elemen memori unik tersebut, dan pada periode uji coba pertama, elemen tersebut berfungsi normal selama lebih dari 3 bulan. Setelah para ilmuwan memasukkan chip bekas ke dalam air mendidih, setelah 10 jam semua elemen pelat silikon larut sepenuhnya. Komponen chip yang tersisa - silikon dan silikon dioksida - terurai selama sekitar 3 hari.

Perlu dicatat bahwa material yang baru diciptakan, yang berbasis pada protein (komponen utama protein), adalah material transisi. Di bidang perangkat elektronik, konsep ini relatif baru dan berarti bahwa material yang terdiri dari beberapa elemen dapat terurai sepenuhnya dan tidak membahayakan lingkungan setelah masa pakainya berakhir. Untuk pertama kalinya, material semacam itu, yang terurai di alam, hampir tanpa residu, diciptakan di laboratorium salah satu universitas Amerika yang terletak di negara bagian Iowa. Kemudian, pada tahun 2014, para ilmuwan menciptakan antena mini yang mentransmisikan informasi yang diperlukan; setelah masa pakainya berakhir, antena tersebut terurai sepenuhnya menjadi elemen yang aman.

Pengembangan chip biodegradable unik baru ini dilakukan oleh para ilmuwan dari beberapa universitas – Zhejiang, Fujian, Cambridge dan Universitas Bolton (Inggris).

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]