Para ilmuwan telah menemukan protein baru dalam sperma yang meningkatkan kerentanan terhadap HIV

Para ilmuwan di Gladstone Institute telah menemukan fragmen protein baru dalam sperma yang meningkatkan kemampuan HIV untuk menginfeksi sel-sel baru. Penemuan ini suatu hari nanti dapat membantu mengekang penyebaran epidemi HIV secara global.

HIV/AIDS telah menewaskan lebih dari 25 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat saja, lebih dari satu juta orang hidup dengan HIV.

Sebelumnya, para ilmuwan di Jerman menemukan bahwa penularan HIV terkait dengan keberadaan fibril amiloid dalam sperma. Fibril adalah struktur kecil bermuatan positif yang membantu virus HIV menemukan dan menempel pada targetnya: sel T CD4 dalam darah. Ilmuwan laboratorium Warner, S. Green, menjelaskan jenis serat kedua yang juga memiliki kemampuan ini.

Baru-baru ini, pencegahan HIV difokuskan pada mikrobisida, gel kimia yang digunakan oleh wanita selama hubungan seksual untuk menghalangi masuknya HIV. Mikrobisida telah menunjukkan beberapa keefektifan, menunjukkan pengurangan risiko infeksi rata-rata sebesar 39%. Mengingat bahwa penelitian sejauh ini gagal, pengembangan mikrobisida yang benar-benar ampuh tetap menjadi prioritas utama.

"Mikrobisida yang ada saat ini tidak efektif karena, meskipun secara langsung menargetkan virus HIV, mikrobisida tersebut tidak mencegah virus berinteraksi dengan komponen air mani. Kini setelah kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana HIV mengikat komponen-komponen ini, kita selangkah lebih dekat untuk mengembangkan mikrobisida yang dapat menghentikan penyebaran HIV secara lebih efektif," kata penulis pertama Nadia R. Roan. Penularan seksual merupakan jalur utama infeksi HIV, dan air mani merupakan kendaraan utama bagi virus untuk memasuki tubuh manusia.

Penelitian sebelumnya oleh Roan dan Green menunjukkan mekanisme yang memungkinkan serat bermuatan positif dalam air mani SEVI menarik HIV bermuatan negatif dan mendorong infeksi sel T CD4. Dalam penelitian ini, mereka menyelidiki apakah komponen air mani lainnya mungkin memainkan peran yang sama.

Dalam percobaan laboratorium pada sampel sperma manusia, para ilmuwan mengidentifikasi jenis fibril kedua - yang berasal dari protein yang lebih besar yang disebut semenogelin - yang meningkatkan risiko infeksi HIV dengan cara yang sama seperti SEVI. Menghilangkan komponen sperma bermuatan positif ini dan lainnya mengurangi kemampuan HIV untuk menginfeksi sel T CD4.

"Eksperimen kami menunjukkan bahwa semenogelin - komponen utama sperma - merupakan faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap HIV," kata Dr. Roan. "Namun, kami tertarik dengan fungsi biologis alaminya, karena mereka memainkan peran penting dalam pembuahan. Saat ini kami sedang mempelajari fungsi-fungsi ini. Kami berharap penelitian ini akan membuka jalan bagi generasi mikrobisida berikutnya yang dapat menetralkan fibril dan mencegah virus memasuki tubuh."

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ], [ 6 ], [ 7 ]