Penyebab utama kematian di kalangan pria Rusia adalah vodka

Menurut sekelompok ilmuwan internasional, penyebab utama kematian di kalangan pria Rusia adalah vodka. Untuk pertama kalinya dalam sejarah jenis penelitian ini, para ilmuwan memantau kehidupan orang Rusia; sebelumnya, para ahli hanya menganalisis data statistik, yang menjadi dasar mereka membuat kesimpulan yang tepat. Menurut statistik, pada tahun 2012, 25% pria meninggal sebelum usia 55 tahun, dan para ilmuwan percaya bahwa kecanduan alkohol adalah penyebabnya.

Kelompok penelitian yang dipimpin oleh anggota Akademi Ilmu Kedokteran Rusia David Zaridze memantau tingkat kematian penduduk laki-laki di tiga kota Siberia: Biysk, Tomsk, Barnaul. Proyek ini melibatkan 200 ribu orang berusia 35 hingga 74 tahun. Pada tahun 1991, survei terhadap relawan dilakukan, di mana para peserta proyek berbicara tentang gaya hidup mereka, kebiasaan buruk yang ada, khususnya sikap mereka terhadap alkohol dan merokok. Pada tahun 2010, delapan ribu pria yang menjadi peserta penelitian tersebut sudah meninggal dunia. Selain itu, kelompok ilmiah tersebut mempelajari penyebab kematian sekitar 50 ribu orang yang tinggal di kota-kota ini dan yang meninggal sesaat sebelum dimulainya proyek penelitian.

Ternyata, pria yang lebih suka rokok dan alkohol memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal sebelum usia 60 tahun. Di antara jumlah kematian tersebut, 30% adalah perokok berat, yang 2,5 kali lebih banyak daripada mereka yang merokok dan minum alkohol secara berkala. Merokok dikenal sebagai faktor yang memperburuk, karena nikotin meningkatkan bahaya alkohol bagi jantung dan hati seseorang.

Berdasarkan semua data yang diperoleh selama penelitian, para ilmuwan membuat ramalan kematian akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, serta yang disebabkan oleh penyakit. Ternyata, peluang kematian akibat alkohol meningkat seiring bertambahnya usia. Di antara pria yang minum sesekali antara usia 35 dan 54 tahun, angka kematiannya adalah 16%, dan di antara mereka yang minum lebih dari 3 botol alkohol kental per minggu - 35%. Pada kelompok yang lebih tua, di mana para pria berusia 55 hingga 74 tahun, di antara pria yang minum sesekali, angkanya adalah 50%, dan di antara "pecinta" minuman keras - 64%.

Menurut penulis proyek penelitian itu sendiri, sejak tahun 2006 angka kematian di kalangan penduduk laki-laki mulai menurun secara nyata, yakni setelah reformasi “alkohol” mulai berlaku.

Fakta bahwa vodka memengaruhi harapan hidup patut dicontoh karena mayoritas populasi peminum lebih menyukai minuman beralkohol yang kuat ini. Seperti yang dapat dilihat dari data lembaga penelitian ilmiah, di antara jumlah total pasien di rumah sakit kecanduan narkoba, 76% adalah "pecinta vodka".

Hanya 3-4% dari populasi adalah pecandu alkohol, sementara 40% adalah pemabuk yang minum sedikit tetapi teratur.

Seperti yang dicatat para ilmuwan, kecanduan vodka tidak memiliki efek permanen dan tidak dapat diubah, seperti yang diyakinkan oleh para peneliti sendiri, ketika Anda berhenti minum alkohol, kemungkinan kematian dini mulai berkurang.