Ponsel cerdas Anda adalah penyebab penuaan

Penuaan dini pada kulit tentu saja menjengkelkan. Ada beberapa alasan yang memicu proses ireversibel pada epidermis, tetapi baru-baru ini para ahli menambahkan ke dalam daftar ini hasrat yang berlebihan terhadap jejaring sosial dan seringnya penggunaan gadget.

Pernyataan para ilmuwan tersebut membuat kita berpikir, karena di dunia modern hampir setiap orang terdaftar di jejaring sosial atau menggunakan perangkat elektronik portabel (ponsel, tablet, telepon pintar, jam tangan pintar, dll.). Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa umat manusia terancam oleh epidemi baru - kecanduan jejaring sosial, yang dapat dibandingkan dengan kecanduan alkohol atau narkoba. Dalam beberapa tahun terakhir, VKontakte, Instagram, Twitter, dll. telah menjadi begitu populer sehingga sulit membayangkan hidup tanpanya, terkadang bahkan politisi "berkomunikasi" menggunakan jejaring sosial.

Tetapi para ahli sekali lagi memperingatkan bahwa hobi seperti itu sama sekali tidak bermanfaat bagi seseorang; selain membuang-buang waktu, hobi tersebut dapat menyebabkan munculnya kerutan dini.

Sebuah survei yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika menunjukkan bahwa hampir 80% orang yang ikut serta dalam survei mulai merasa sangat gugup jika mereka tidak dapat menggunakan telepon pintar atau mengunjungi halaman media sosial mereka untuk waktu yang lama (omong-omong, para ahli mengharapkan hasil yang serupa).

Lebih dari 5 ribu orang dari Spanyol, Prancis, Rusia, Taiwan, Italia, dan Korea Selatan ikut serta dalam survei tersebut. 2/3 dari mereka terus-menerus menggunakan telepon pintar untuk mengakses Internet, dan 1/3 “duduk” di jejaring sosial selama lebih dari 2 jam setiap hari (pada saat survei, responden berusia di atas 35 tahun).

Para ahli menanyakan kepada masing-masing peserta apakah mereka menyadari bahwa penggunaan gadget yang sering atau kegemaran terhadap jejaring sosial menyebabkan munculnya kerutan dini, dan hampir setengah dari responden menyatakan bahwa mereka memang menyadari perubahan tersebut pada wajah mereka, beberapa dari mereka bahkan menyebutkan tanda-tanda penuaan tertentu. Banyak peserta menyatakan bahwa mereka mulai menyadari apa yang disebut "kaki gagak" (kerutan ekspresi di sudut luar mata), lipatan alis yang semakin dalam, dan elastisitas kulit yang menurun pada wajah mereka. Sementara itu, hampir 56% dari peserta survei mengatakan bahwa mereka tidak mengamati tanda-tanda penuaan apa pun.

Para ilmuwan telah mencatat bahwa hampir setiap orang yakin bahwa otot-otot wajah menjadi rileks saat membaca dari layar ponsel pintar, namun, ini tidak benar. Banyak orang, saat membaca dari layar, mengerutkan kening, menyipitkan mata, dll., yang, tentu saja, segera memengaruhi kondisi kulit dan menyebabkan munculnya kerutan ekspresi baru.

Para ilmuwan sekali lagi menghimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan gadget dan membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial.

Ngomong-ngomong, di Norwegia, para ahli mengatakan bahwa Facebook mempunyai efek seperti narkoba pada orang-orang.

Para ahli telah menemukan bahwa sumber daya semacam itu menciptakan ketergantungan psikologis yang kuat dan memengaruhi otak dengan cara yang hampir sama seperti kokain. Eksperimen telah menunjukkan bahwa jaringan sosial mengaktifkan striatum dan amigdala di otak, area yang sama diaktifkan pada orang yang kecanduan narkoba.