Pria disarankan untuk lebih banyak beristirahat

Para ilmuwan menemukan bahwa pria yang membatasi waktu tidur malamnya dua kali lebih mungkin terkena kanker prostat.

Perwakilan dari separuh manusia yang kuat yang tidur tidak lebih dari lima jam sehari menderita proses tumor di kelenjar prostat lebih dari 50% lebih sering. Mereka yang tidur sekitar enam jam jatuh sakit hampir dua kali lebih jarang - ini adalah angka yang dibagikan oleh para peneliti.

Tidur yang cukup penting untuk kesejahteraan dan kesehatan secara keseluruhan – dan terkadang bahkan dapat memperpanjang hidup. Para ahli telah menghitung bahwa pria yang, karena keadaan atau alasan lain, kurang tidur, memiliki peluang besar untuk mengembangkan kanker prostat seiring berjalannya waktu.

Para ilmuwan memeriksa lebih dari delapan ratus ribu perwakilan populasi pria selama 62 tahun, mengamati gaya hidup dan kesehatan mereka. Tidak ada satu pun peserta yang menderita penyakit prostat pada awal percobaan. Sebagai hasil dari studi jangka panjang, yang berlangsung dari tahun 1950 hingga 2012, sebuah kesimpulan yang jelas dibuat: pria di bawah 65 tahun yang tidak menyediakan waktu istirahat malam yang optimal selama 7-8 jam, membuat diri mereka berisiko terkena penyakit onkologis pria yang paling umum.

Kanker prostat merupakan penyakit yang sering didiagnosis pada pria. Setiap tahun, setidaknya dua puluh ribu pria dengan diagnosis tersebut meninggal di seluruh dunia. Karena insiden kanker prostat sangat tinggi, cukup sulit untuk melacak faktor utama yang dapat menyebabkan patologi ini. Namun, hal ini perlu dilakukan, karena pengetahuan tentang penyebabnya menentukan apakah pengobatan dapat memberikan pencegahan penyakit yang berkualitas tinggi.

Para ahli yang mewakili American Cancer Society telah memberikan sejumlah bukti bahwa sekadar mengikuti anjuran durasi tidur malam dapat secara mendasar memengaruhi risiko perkembangan proses tumor di kelenjar prostat. Meskipun para ilmuwan tidak menyangkal bahwa mereka harus terus melakukan penelitian tambahan untuk mengklarifikasi mekanisme biologis dan hubungan antara perkembangan kanker dan kurang tidur malam.

Kendati demikian, hasil percobaan terbaru dianggap sebagai bukti lebih lanjut: siklus alami istirahat malam dalam tubuh manusia – yang disebut “ritme sirkadian” – sangat penting dalam kaitannya dengan perkembangan kanker prostat. Istirahat yang tidak cukup dan pemulihan kekuatan tubuh yang terganggu menyebabkan “pematian” gen yang memberikan semacam perlindungan terhadap perubahan sel kanker, dan juga memicu penurunan produksi melatonin – zat hormonal yang mengoreksi periodisitas siklus tidur dan terjaga. Pada saat yang sama, kombinasi istirahat malam yang buruk dengan stres fisik dan mental yang intens di siang hari menyebabkan kerusakan kesehatan yang lebih besar.

[ 1 ]