Para psikolog telah mengidentifikasi pernikahan mana yang paling bahagia

Psikolog telah mengembangkan klasifikasi yang dapat digunakan untuk menganalisis pernikahan Anda sendiri.

Untuk menentukan jenis perkawinan Anda, Anda perlu memahami huruf mana yang sesuai dengan karakteristiknya.

Baca juga:

• Para ilmuwan telah membuktikan manfaat pernikahan
• Pernikahan dini dan bahayanya
• Masalah Keluarga yang Memperkuat Pernikahan
• Kepercayaan terhadap pasangan adalah kunci pernikahan yang sukses

Huruf-huruf ini, yang diambil dari alfabet Latin, sangat simbolis: bagian bawahnya berarti awal dari sebuah hubungan dalam pernikahan, dan bagian atasnya menunjukkan prospeknya. Jadi…

Tipe I – satu kesatuan. Hubungan seperti itu disebut “pernikahan ideal”. Setelah bersatu, pasangan tidak akan berpisah seumur hidup. Pernikahan tipe I adalah yang paling langgeng dan harmonis: suami dan istri tidak hanya berjalan beriringan sepanjang hidup mereka, tetapi juga saling menjaga perasaan lembut.

Tipe O – monoton. Dalam pernikahan tipe O, hubungan berjalan dalam lingkaran, dan setelah beberapa saat pasangan mulai merasa terbebani oleh kehidupan mereka yang monoton. Memang, dorongan untuk membuat perubahan dalam hidup mereka tetap tidak terpenuhi. Tradisi, kebiasaan, dan kemalasan mengambil alih. Perasaan dalam pernikahan seperti itu juga menjadi tumpul, sehingga percikan gairah berubah menjadi kedipan yang lemah.

Tipe H – paralel. Tidak seperti perkawinan tipe A, dalam perkawinan paralel pasangan tidak menjadi lebih dekat meskipun ada mata rantai penghubung (crossbar). Misalnya, dalam perkawinan semacam itu ada pasangan yang tidak menjadi lebih dekat dengan kelahiran seorang anak, tetapi mempertahankan hubungan demi anak tersebut. Masing-masing dari mereka hidup dengan kepentingan mereka sendiri, dengan menjalankan “hubungan diplomatik”.

Tipe S adalah jalan buntu. Pernikahan tipe ini dapat bertahan sangat lama. Namun jika hubungan tersebut tidak menjanjikan, maka pada akhirnya hubungan tersebut akan membeku di satu titik dan tidak berkembang lagi. Kedua pasangan tetap kecewa dengan pernikahan tersebut, meskipun mereka tidak pernah bercerai. Mereka sering bertengkar dan saling menyalahkan atas hal-hal sepele.

[ 1 ]