Untuk pertama kalinya, ribosom telah dibuat yang bekerja dalam sel hidup

Ahli biologi berhasil untuk pertama kalinya memproduksi ribosom (organel sel non-membran yang bertanggung jawab untuk sintesis protein) dalam kondisi laboratorium. Kelompok peneliti menerbitkan hasil kerja mereka di salah satu jurnal ilmiah dan penemuan ini, menurut beberapa ahli, akan membantu dalam pengembangan obat-obatan dan bahan biologis baru.

Para ilmuwan menamai organoid sel buatan Ribo-T dan mencatat bahwa mekanisme operasinya tidak sepenuhnya mirip dengan yang alami.

Organel ini merupakan komponen terpenting dari sel, yang mensintesis protein dari asam amino, dengan mengambil informasi tentang struktur utama protein (yang terkandung dalam matriks RNA) sebagai dasar. Proses ini disebut translasi di kalangan ilmuwan.

Organel tersebut mengandung dua subunit yang keberadaannya sejajar satu sama lain di dalam sel, tetapi dalam kasus sintesis molekul protein, keduanya bergabung bersama, dan setelah sintesis selesai, subunit-subunit tersebut terpisah.

Ribosom buatan diciptakan oleh kelompok yang dipimpin oleh Alexander Mankin, seorang karyawan di College of Pharmacy di Illinois. Perbedaan utama ribosom buatan adalah bahwa setelah proses transformasi selesai, subunit tidak terpisah.

Menurut kelompok peneliti, kecepatan Ribo-T hampir sama dengan kecepatan alami. Para ilmuwan mencatat bahwa kecepatan ini cukup untuk mempertahankan pertumbuhan dan pembelahan sel normal dalam tubuh (para ilmuwan membuat kesimpulan tersebut setelah memasukkan ribosom buatan ke dalam sel bakteri).

Para ahli membandingkan kerja ribosom dalam tubuh kita dengan kerja seorang koki profesional yang menciptakan mahakarya seni kuliner dari produk-produk yang sudah dikenal. Ribosom juga menciptakan ribuan protein berbeda berdasarkan informasi tentang strukturnya.

Sebelumnya, ada beberapa upaya yang gagal untuk membuat ribosom di laboratorium. Dua tahun lalu, sekelompok peneliti berhasil memperoleh semacam organel sel, yang menggunakan molekul rotaxane sebagai dasarnya, dan ribosom juga dibuat menggunakan proses tertentu, tetapi semuanya tidak dapat mensintesis protein dalam sel hidup dan hanya bekerja di lingkungan buatan.

Kelompok riset Alexander Mankin telah berhasil menciptakan ribosom buatan yang berfungsi penuh dan dapat bekerja dalam kondisi alami. Menurut para ahli, hal ini akan membantu para ilmuwan lebih memahami bagaimana proses sintesis protein terjadi, dan juga akan meningkatkan kemungkinan pengembangan obat.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa ribosom alami tidak mampu mensintesis jenis protein tertentu (proses ini tidak disediakan oleh alam), tetapi organel buatan dapat dikonfigurasi ulang untuk bekerja dengan protein apa pun. Menurut komunitas ilmiah, karya kelompok Mankin ini dapat mengubah pendekatan pengembangan obat farmakologis secara radikal dan akan membantu menciptakan obat dengan karakteristik tertentu, serta agen antibakteri yang menghalangi kerja sel bakteri.