Gaya hidup tidak aktif tidak seberbahaya yang dikira

Sebuah universitas di Inggris menemukan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan dan tidak dapat menjadi penyebab kematian dini seperti yang diperkirakan sebelumnya. Namun, para ahli telah memperingatkan bahwa aktivitas fisik yang minimal tetap diperlukan.

Para peneliti dari berbagai negara telah berulang kali memperingatkan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak yang dijalani kebanyakan orang saat ini dapat menyebabkan penyakit serius, khususnya diabetes, patologi kardiovaskular, perlemakan hati, dan tumor onkologis. Risiko kesehatan bagi pekerja kantoran khususnya perlu diperhatikan, karena mereka terpaksa menghabiskan waktu lama untuk duduk di meja dan sangat sedikit bergerak di kantor. Para ilmuwan mencatat bahwa agar jaringan hati mengalami degenerasi, tidak perlu minum alkohol tanpa batas; cukup dengan bekerja sebagai karyawan biasa di kantor.

Dalam salah satu penelitian terbaru oleh sekelompok ilmuwan Amerika, ditemukan bahwa wanita dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak memiliki risiko 10% lebih tinggi terkena kanker ovarium, kanker payudara, dan multiple myeloma. Menurut hasil penelitian, bahkan aktivitas fisik tidak membantu mengurangi kemungkinan terkena penyakit; kesimpulan yang sama dibuat oleh sekelompok ilmuwan lain, yang, selama percobaan, menegaskan bahwa bahkan olahraga 60 menit setiap hari tidak akan membantu mengurangi kemungkinan terkena masalah kesehatan.

Dengan mempertimbangkan semua penelitian sebelumnya, kesimpulan dari Inggris terlihat menarik. Dalam proses mempelajari penyakit, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Richard Pulsford menganalisis data tentang kesehatan sekitar 4 ribu pria dan lebih dari 1400 wanita. Semua peserta dalam percobaan relatif sehat, tidak menderita penyakit kardiovaskular. Selama 2 tahun (dari 1997 hingga 1999, para relawan menjawab pertanyaan tentang aktivitas fisik mereka - berapa jam seminggu mereka habiskan untuk duduk (termasuk bekerja, menonton TV, waktu luang), berapa banyak yang mereka curahkan untuk latihan fisik. Kemudian penelitian tersebut berhenti, setelah itu para ilmuwan baru melanjutkan proyek mereka pada tahun 2014. Selama periode ini, 450 peserta dalam percobaan tersebut meninggal.

Setelah para ahli membandingkan data statistik, usia relawan, status sosial ekonomi, gizi, kebiasaan buruk, dan kesehatan umum, mereka sampai pada kesimpulan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak tidak meningkatkan risiko kematian dini, tetapi hanya dengan syarat seseorang mencurahkan setidaknya sejumlah waktu minimum untuk latihan fisik.

Hasil kerja kelompok Pulsford dipublikasikan di salah satu jurnal ilmiah, artikel tersebut mencatat bahwa para peneliti mampu membantah gagasan saat ini tentang kemungkinan konsekuensi negatif dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak bagi kesehatan. Menurut para ahli, masalah kesehatan mungkin terkait dengan penurunan aktivitas fisik, dan bukan dengan jumlah waktu yang dihabiskan seseorang di depan TV. Dalam posisi apa pun, tidak peduli berdiri atau duduk, risiko kesehatan semakin tinggi, semakin rendah pengeluaran energi.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]