Hanya dalam waktu 30 tahun, umat manusia bisa musnah

Pengukuran berkala terhadap indikator termal di Bumi menunjukkan bahwa planet ini terus mengakumulasi panas: dengan demikian, pemanasan global terus berlanjut dan bahkan semakin cepat, dan lajunya tidak memungkinkan kita untuk berpikir tentang tren positif.

Sebuah tim pakar independen dari Australia, yang telah bekerja pada perubahan iklim global selama lima tahun, telah menyuarakan informasi yang tidak menguntungkan. Informasi tersebut membahas tentang prospek langsung bagi manusia dalam 30 tahun ke depan. Menurut para penulis karya tersebut - dan mereka termasuk ilmuwan terkemuka, tokoh publik dan politik - umat manusia berada di ambang kehancuran diri. Selain itu, titik kritisnya mungkin adalah tahun 2050.

Para ilmuwan bersikeras pada satu-satunya cara untuk mencegah kehancuran peradaban. Namun untuk itu, semua orang perlu dimobilisasi untuk memperbaiki perubahan iklim di planet kita.

Pembicara utamanya adalah mantan Menteri Pertahanan Australia, mantan Laksamana Chris Barry, yang dikenal sebagai pembela sumber daya alam yang aktif. Ia percaya bahwa perubahan iklim akan menyebabkan konsekuensi negatif yang paling kuat dalam tiga dekade, yang sulit diprediksi sebelumnya, karena manusia sebelumnya belum pernah mengalami pelanggaran berskala besar seperti itu.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa jika pemanasan global tidak melambat, perubahannya akan segera menjadi tidak dapat diubah lagi. Akibatnya, sistem ekologi utama akan hancur, termasuk sistem terumbu karang, hutan tropis, Amazon, dan Afrika.

Hasilnya akan sangat dahsyat. Miliaran orang di planet ini akan dipaksa pindah tempat tinggal, akan terjadi kekurangan pasokan air, banyak wilayah tidak lagi layak huni. Pertanian akan menjadi tidak mungkin, akan terjadi gangguan dalam pasokan makanan.

Para penulis studi tersebut menegaskan bahwa titik yang tidak bisa kembali telah hampir tercapai: biosfer normal sedang dihancurkan dengan cepat. "Peningkatan suhu global hanya beberapa derajat saja akan menyebabkan perlunya pemukiman kembali sejumlah besar orang. Dan jika pemanasan terjadi lebih cepat lagi, skala kerusakan akan menjadi lebih mengerikan. Kita mungkin harus berbicara tentang akhir peradaban secara mutlak," kata para ahli.

Apa yang dapat membantu mencegah bencana? Menurut para ilmuwan, penting untuk segera memobilisasi upaya seluruh komunitas planet dan mengarahkannya untuk memperlambat proses pemanasan global. Para peneliti membandingkan situasi saat ini dengan apa yang terjadi selama Perang Dunia II. Memang, saat ini masalahnya adalah untuk menangkal emisi gas rumah kaca ke atmosfer global, serta memulihkan iklim planet ini.

Dokumen dengan laporan dapat dibaca di docs.wixstatic.com/ugd/148cb0_a1406e0143ac4c469196d3003bc1e687.pdf