Sistem pengolahan baru ini menggunakan bahan limbahnya sendiri

Setiap orang membutuhkan toilet, di Amerika Serikat saja lebih dari 45 triliun liter limbah berakhir di air limbah. Proses yang cukup kotor ini mengakibatkan pelepasan sejumlah besar gas rumah kaca. Bahkan lebih banyak energi dihabiskan oleh pabrik dan pembangkit listrik untuk membersihkan air limbah dari kotoran.

Sekelompok spesialis telah merancang metode baru yang akan membantu mendaur ulang air limbah menggunakan limbahnya sendiri, sekaligus menyerap karbon dioksida dari udara. Selain itu, metode baru ini memungkinkan produksi bahan bakar otomotif terbarukan menggunakan sel hidrogen.

Para spesialis menyebut pengembangan mereka sebagai metode elektrolit mikroba untuk menangkap CO2. Pemurnian air limbah didasarkan pada reaksi elektrokimia dan ramah lingkungan. Metode ini memungkinkan penyerapan karbon dioksida dalam jumlah yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk operasi, sekaligus menghasilkan sumber energi terbarukan.

Menurut salah satu pengembang metode baru, Jason Ren dari Universitas Colorado, metode baru ini memiliki tiga keunggulan dibandingkan metode lain yang sudah ada. Sistem pemurnian bekerja dengan bantuan bakteri khusus yang mengekstrak karbon dari air. Hasilnya, energi kimia diubah menjadi energi listrik, yang membantu memecah air.

Selama pengoperasian, gas hidrogen dihasilkan, yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar atau sumber energi yang ramah lingkungan. Saat air dipecah, ia bergabung dengan kalsium dan membentuk kalsium hidroksida, yang membantu menangkap karbon dioksida dari udara dan mengubahnya menjadi batu kapur, yang selanjutnya berguna dalam konstruksi.

Pengembang mengatakan sistem ini dapat bekerja di pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, yang menghasilkan limbah air dan emisi karbon dalam jumlah besar. Presiden juga mengatakan pembangkit listrik perlu mengurangi emisi karbon dioksida, dan sistem baru ini dapat berguna.

Jason Ren mencatat bahwa bisnis menghabiskan sejumlah besar uang untuk pengolahan air limbah, dan mereka juga harus mengeluarkan uang untuk mengolah limbah padat mereka sendiri.

Salah satu contoh yang dikutip adalah satu perusahaan yang didenda lebih dari $100 juta karena membocorkan abu batubara ke sungai setempat.

Ada juga biaya besar yang terkait dengan pengumpulan emisi karbon dioksida, sehingga sistem pembersihan baru akan membantu bisnis mengurangi emisi dan menghemat uang.

Para peneliti masih menguji sistem baru tersebut untuk memastikan efektivitasnya, tetapi pengembang telah menerima tawaran dari perusahaan utilitas publik besar yang tertarik dengan sistem pengolahan air limbah baru tersebut.

Tentu saja ada beberapa masalah teknologi, tetapi para ahli yakin bahwa mereka dapat mengatasinya.

Biaya sistem baru ini masih belum diketahui, dan para ahli tidak dapat mengatakan seberapa efektif sistem tersebut nantinya saat digunakan.

[ 1 ], [ 2 ]