Tes yang mudah memprediksi stroke yang fatal

Tes yang dijalani subjek sebelum tanda-tanda stroke muncul, melibatkan penggambaran garis yang menghubungkan angka-angka dalam urutan menurun dalam waktu sesingkat mungkin.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMJ Open, pria yang menunjukkan hasil terburuk memiliki risiko kematian tiga kali lebih tinggi setelah stroke pertama dibandingkan mereka yang menempati posisi teratas setelah lulus tes.

Penelitian ini dilakukan selama 14 tahun dan melibatkan 1.000 subjek berusia 67 hingga 75 tahun.

Para ilmuwan berpikir penelitian semacam itu dapat mendeteksi kerusakan tersembunyi pada pembuluh darah otak ketika tidak ada tanda-tanda nyata lainnya.

Stroke adalah pembunuh diam-diam

Dr Claire Walton, dari Asosiasi Stroke Inggris, mengatakan temuan itu menarik.

"Studi ini menunjukkan perubahan dini pada otak yang meningkatkan risiko stroke," katanya. "Uji coba ini terbatas dan belum jelas apa yang menyebabkan kemampuan pasien untuk menggambar garis menurun. Namun, kini ada peluang untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko terkena stroke terlalu tinggi."

Ketua kelompok ilmuwan, dokter Bernice Wiberg dari Institut Uppsala (Swedia), setuju dengannya.

"Ini adalah tes yang sangat mudah, murah, dan tersedia untuk penggunaan medis. Selain mengukur tekanan darah, tes ini dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai risiko stroke, serta dalam memantau tingkat kematian pasca-stroke," ungkapnya.

Lebih dari 150.000 orang menderita stroke di Inggris setiap tahun.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]