Otak wanita menua lebih cepat

Para peneliti membandingkan aktivitas gen pada otak pria dan wanita dan sampai pada kesimpulan bahwa pada otak wanita, perubahan terkait usia dalam dapur genetik molekuler terjadi lebih cepat.

Meskipun wanita hidup lebih lama daripada pria, mereka tampaknya menua lebih cepat daripada jenis kelamin yang lebih kuat. Ini adalah kesimpulan yang dicapai oleh para peneliti dari University of California di Berkeley (AS) setelah menganalisis aktivitas gen yang berkaitan dengan usia di otak pria dan wanita. Aktivitas gen diukur berdasarkan komposisi RNA (atau, dengan kata lain, transkriptom dibandingkan): komposisi dan kuantitas matriks RNA memungkinkan untuk menentukan gen mana yang sedang meningkat dan mana yang mengurangi aktivitasnya.

Sebanyak 13.000 gen dari empat daerah otak yang berbeda, diambil secara anumerta dari lima puluh lima orang dari berbagai usia, dianalisis. Para peneliti berharap untuk melihat bahwa perubahan terkait usia pada wanita akan terjadi lebih lambat, karena mereka hidup lebih lama. Tetapi ternyata justru sebaliknya. Misalnya, 667 gen ditemukan di girus frontal superior, yang aktivitasnya berubah secara berbeda dari waktu ke waktu pada wanita dan pria. Beberapa gen mulai bekerja lebih intensif seiring bertambahnya usia, beberapa melemah, tetapi pada 98% gen tersebut di otak wanita, perubahan terkait usia terjadi lebih cepat. Beberapa dari perubahan genetik molekuler ini diketahui terkait dengan melemahnya fungsi kognitif dan perkembangan gangguan neurodegeneratif.

Baca juga: Sakit pada mata Nyeri pada anggota tubuh yang terkilir Nyeri panggul Nyeri pada tulang panggul Sakit saat menghirup Rasa sakit akibat suntikan Sakit telinga pada anak-anak

Dengan kata lain, otak perempuan menua lebih cepat daripada otak laki-laki. Namun, para ilmuwan sendiri mencatat bahwa penuaan dini memengaruhi sekitar setengah dari perempuan. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa alasannya bukan pada pemrograman biologis perempuan, tetapi pada kondisi khusus kehidupan mereka. Alasan paling sederhana yang dapat dipikirkan di sini adalah stres. Memang, percobaan pada monyet secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa stres dapat menyebabkan penuaan dini pada otak. Untuk akhirnya mengonfirmasi hipotesis ini, para peneliti ingin melakukan percobaan dengan hewan pengerat dan sekaligus memeriksa bagaimana keadaan molekuler-genetik otak berubah pada perempuan dari budaya yang berbeda, di mana situasi mereka sangat bervariasi dalam hal paparan stres sehari-hari.