Waktu terjadinya serangan jantung menentukan tingkat kerusakan miokard

Ukuran infark dan kegagalan ventrikel kiri berikutnya bervariasi secara signifikan tergantung pada waktu terjadinya iskemia, menurut penelitian pertama semacam itu pada manusia. Kerusakan terbesar pada jantung terjadi ketika serangan jantung terjadi antara pukul 1 pagi dan 5 pagi.

Dalam penelitian sebelumnya, ukuran infark pada hewan pengerat setelah iskemia dan reperfusi menunjukkan ketergantungan sirkadian pada waktu oklusi koroner. Sebelumnya tidak diketahui apakah ada ketergantungan sirkadian yang serupa pada ukuran infark pada manusia.

"Kami mencoba menentukan apakah waktu serangan jantung dimulai memengaruhi jumlah kerusakan pada jantung, atau apakah ini merupakan fenomena yang hanya terjadi pada hewan pengerat," kata penulis utama studi Jay H. Travers, seorang ahli jantung di Minneapolis Heart Institute.

Dalam analisis retrospektif terhadap 1.031 pasien dengan infark miokard akut, infark miokard elevasi ST (STEMI), para peneliti mengidentifikasi 165 pasien dengan serangan jantung pertama akibat penyumbatan arteri tanpa bukti angina sebelum infark.

Ke-165 pasien memiliki periode iskemik yang jelas. Temuan tersebut dikonfirmasi oleh MRI jantung yang mengukur ukuran infark, atau area dengan risiko infark miokard yang meningkat.

Para peneliti mencatat bahwa tingkat ukuran infark berhubungan secara signifikan dengan waktu timbulnya infark. Kerusakan miokardium terbesar diamati pada pukul 1:00 dini hari sejak timbulnya iskemia dan pada pukul 5:00 dini hari sejak timbulnya reperfusi.

"Penting untuk dipahami bahwa kemampuan jantung untuk melindungi dirinya dari cedera yang lebih serius berfluktuasi selama siklus 24 jam. Mengidentifikasi perubahan perlindungan ini mungkin sangat penting bagi produsen farmasi yang berusaha mengembangkan obat kardioprotektif," jelas Travers.