Wanita yang lebih tua masih menderita hot flashes dan keringat malam setelah menopause

Wanita masih mengalami rasa panas dan keringat malam bertahun-tahun setelah menopause, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam International Journal of Obstetrics and Gynecology (BJOG).

Rasa panas dan keringat malam (HF/NS) merupakan tanda fisik utama menopause, tetapi prevalensi, frekuensi, tingkat keparahan dan durasinya sangat bervariasi.

Usia rata-rata menopause pada wanita Eropa adalah 50-51 tahun, dan HF/NS biasanya berlangsung 2 hingga 5 tahun.

Penelitian ini melibatkan 10.418 wanita pascamenopause (didefinisikan sebagai amenore selama lebih dari 12 bulan) berusia 54 hingga 65 tahun. Usia rata-rata wanita tersebut adalah 59 tahun. Sebagian besar memiliki status sosial ekonomi di atas rata-rata dan tinggal di daerah perkotaan.

Penelitian ini meneliti pengaruh usia, indeks massa tubuh, histerektomi, penggunaan terapi hormon, gaya hidup, dan suasana hati terhadap gejala menopause (rasa panas dan keringat malam).

Peserta melengkapi kuesioner yang mencakup karakteristik seperti berat badan, tinggi badan, dan riwayat kesehatan.

Sebagian besar (89,6%) wanita pernah mengalami HF/NS. Wanita lebih mungkin mengalami hot flashes (86%) daripada keringat malam (78%).

Studi ini juga menemukan bahwa faktor-faktor seperti histerektomi, merokok, dan konsumsi alkohol meningkatkan risiko terkena HF/NS.

Profesor Hunter, dari Institut Psikiatri, London, mengatakan: "Studi kami melibatkan sejumlah besar wanita pascamenopause yang lebih tua dan kami terkejut menemukan bahwa gejala menopause masih berlanjut pada lebih dari separuh wanita. Mereka masih mengalami hot flushes sepuluh tahun setelah menopause dimulai."

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ], [ 6 ]