Arsenik dapat membantu wanita mengobati kanker payudara

Arsenik merupakan racun yang cukup kuat dan sudah dikenal manusia sejak lama, namun penelitian terbaru oleh para ilmuwan menunjukkan bahwa arsenik juga dapat digunakan sebagai obat. Ternyata, arsenik dapat membantu mengurangi jumlah kematian akibat kanker payudara. Para peneliti di salah satu universitas di California melakukan penelitian dan mencatat adanya penurunan dua kali lipat angka kematian akibat kanker akibat penggunaan arsenik.

Pekerjaan para spesialis dilakukan di Chili, tempat kadar arsenik alami meningkat. Sebagai hasil penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa racun tersebut membantu mengatasi kanker payudara pada sekelompok wanita di bawah usia 60 tahun (dalam kategori ini, angka kematian menurun hingga 70%).

Pada akhir tahun 1950-an, sebuah kota di Chili beralih ke sumber air panas bumi di Andes untuk menyediakan air minum bagi penduduknya. Pengujian menunjukkan bahwa 1 liter air tersebut mengandung lebih dari 800 mikrogram racun berbahaya, yang berarti 80 kali lebih tinggi dari dosis minimum yang dianjurkan.

Pada tahun 1970-an, setelah gejala keracunan arsenik muncul pada beberapa warga, pihak berwenang memutuskan untuk membangun pabrik pengolahan. Namun, hingga saat itu, arsenik telah memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi sebagian orang yang minum air yang mengandung racun.

Institut Kanker Stanford menemukan bahwa arsenik membunuh sel kanker, tetapi sel sehat tidak terlindungi darinya, yang juga menyebabkan kematiannya.

Pada awal abad ke-21, Amerika Serikat menyetujui penggunaan arsenik trioksida untuk mengobati leukemia langka. Arsenik kemungkinan akan segera menjadi bahan pembantu dalam pengobatan kanker payudara pada wanita.

Saat ini, para spesialis sedang mempersiapkan uji klinis yang melibatkan pasien dengan kanker payudara stadium lanjut.

Kanker saat ini merupakan penyakit yang paling umum, yang merenggut ribuan nyawa setiap tahunnya. Para spesialis tengah berupaya mengembangkan metode baru yang efektif untuk pengobatan dan pencegahan kanker. Misalnya, pada tahun 2015, uji coba obat untuk melawan kanker kulit mungkin akan dimulai.

Ascend telah mengembangkan vaksin yang akan membantu sistem kekebalan pasien melawan penyakit itu sendiri.

Misalnya, dalam kasus karsinoma sel basal, vaksin harus disuntikkan ke dalam tumor. Obatnya dibuat dari virus hasil rekayasa genetika yang menghambat pasokan nutrisi ke sel tumor, sehingga menyebabkan sel tumor mati.

Vaksin untuk melawan kanker payudara akan membantu pasien pada tahap awal penyakit yang telah menjalani operasi. Obat tersebut akan memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk secara mandiri membangun perlindungan terhadap penyebaran metastasis dan kekambuhan penyakit.

Seperti yang ditunjukkan oleh uji coba pertama obat baru ini, sepuluh tahun setelah operasi yang sukses, kekambuhan hanya terjadi pada 6% kasus. Para ahli yakin bahwa vaksinasi merupakan alternatif yang sangat baik untuk terapi penggantian hormon, yang saat ini digunakan dan menunjukkan efektivitasnya hanya dalam waktu satu tahun setelah operasi.

Menurut para ahli, selama periode inilah proses onkologi dapat dipantau dan vaksinasi dapat dilakukan.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]