Para astronom ESO berhasil mengambil foto-foto baru dari permukaan Matahari

Para ilmuwan telah memperoleh gambar baru menggunakan teleskop ALMA, yang memungkinkan mereka menemukan detail baru yang menarik yang sebelumnya tidak mungkin dilihat.

Salah satu elemen penting dalam gambar tersebut adalah bintik matahari, yang ukurannya dua kali diameter planet Bumi. Para spesialis dapat memeriksa strukturnya secara terperinci.

Foto-foto baru ini merupakan yang pertama dari jenisnya dan sangat memperluas kemampuan sains saat ini. Detektor teleskop dirancang terlebih dahulu untuk meminimalkan kemungkinan kerusakan akibat sinar panas saat mengamati Matahari.

Para astronom menggunakan antena susunan raksasa teleskop untuk merekam jangkauan sekecil mungkin dari spektrum pancaran kromosfer matahari, zona yang terletak sangat dekat dengan fotosfer yang membentuk permukaan matahari yang terlihat oleh kita.

Sekelompok pakar internasional yang mewakili negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Asia Timur menunjukkan potensi besar teleskop baru tersebut dalam bidang penelitian aktivitas matahari pada panjang gelombang panjang, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Observatorium penelitian berbasis darat hanya dapat menentukan aktivitas matahari pada panjang gelombang pendek.

Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mencoba mempelajari sebanyak mungkin tentang "bintang termasyhur" Bumi, dengan mempelajari setiap perubahan yang terlihat di permukaannya. Akan tetapi, untuk memahami karakteristik fisik Matahari secara memadai, perlu untuk memeriksanya di sepanjang panjang radiasi elektromagnetik, termasuk rentang milimeter dan submilimeter. Studi semacam itu telah menjadi mungkin untuk teleskop ALMA yang baru.

Detektor ALMA dapat membuat gambar permukaan matahari secara mendetail menggunakan interferometri radio tanpa rusak oleh suhu tinggi dari radiasi matahari yang terfokus. Hasilnya, para ilmuwan telah memperoleh sejumlah gambar yang sangat penting bagi sains, yang akan segera dirilis untuk dipelajari dan ditinjau lebih lanjut.

Objek utama penelitian dalam kasus ini adalah bintik matahari besar, yang diteliti dalam dua frekuensi detektor ALMA. Foto-foto yang dihasilkan memungkinkan kami untuk merekam perbedaan suhu di berbagai bagian kromosfer Matahari.

Biasanya, bintik matahari merupakan elemen sementara yang terbentuk di area dengan konsentrasi dan pertumbuhan medan magnet yang meningkat. Suhu di dalamnya sedikit lebih rendah daripada di sekitar bintik, itulah sebabnya ilusi "bintik" benar-benar terjadi.

Gambar yang dihasilkan dengan jelas memperlihatkan perbedaan suhu, yang menimbulkan banyak pertanyaan baru bagi para ilmuwan.

Teleskop ALMA merupakan observatorium pertama milik Organisasi Penelitian Luar Angkasa Eropa yang dapat sepenuhnya melakukan penelitian permukaan matahari. Instrumen lain yang telah digunakan sebelumnya atau yang sedang digunakan memerlukan perbaikan serius di bidang perlindungan terhadap kerusakan termal yang terjadi akibat panas berlebih.

Dengan kemampuan baru ALMA, Organisasi Penelitian Luar Angkasa akan dapat membuat kemajuan dalam penelitian matahari.