Bahan bakar dari kantong plastik

Kantong plastik menimbulkan ancaman nyata terhadap lingkungan; mereka mencemari air, tersangkut di dahan pohon dan butuh waktu puluhan tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah, sehingga meracuni bumi.

Di Jepang, salah satu spesialis dari perusahaan Blest telah mengembangkan perangkat yang membantu mengubah kantong plastik menjadi bahan bakar.

Akinori Ito mendemonstrasikan pengoperasian peralatan rumah tangganya dalam sebuah presentasi video. Sampah plastik (kantong, wadah, dll.) yang diletakkan di perangkat meja dicairkan, sehingga menghasilkan gas, yang kemudian diubah menjadi bahan bakar.

Mesin daur ulang plastik ramah lingkungan ini memproses polistirena, polietilena, polipropilena (kecuali botol PET). Perlu dicatat bahwa dengan menggunakan daya 1 kilowatt, mesin ini dapat menghasilkan sekitar 120g bahan bakar dari 1 kg plastik.

Penemu Jepang tersebut terinspirasi untuk menciptakan mesin tersebut karena pemahaman umum bahwa plastik terbuat dari minyak, jadi pasti ada metode yang dapat mengembalikan plastik ke keadaan semula.

Mesin meja buatan Akinori menggunakan listrik untuk memanaskan plastik yang diletakkan di dalamnya, lalu menampung uap yang keluar, yang didinginkan dan dikondensasikan menjadi minyak mentah. Minyak ini dapat digunakan untuk generator dan beberapa tungku. Selain itu, setelah persiapan awal, minyak mentah digunakan untuk membuat bensin.

Menurut pengembang mesin unik ini, dengan mengubah sampah plastik menjadi minyak, polusi udara dapat dikurangi secara signifikan dan kesadaran masyarakat akan kemungkinan bahan bakar dari “plastik” dapat ditingkatkan.

Pembakaran plastik merupakan bentuk produksi energi yang paling umum, tetapi saat dibakar, ia melepaskan sejumlah besar zat berbahaya dan karbon dioksida ke udara.

Namun, terlepas dari kenyataan bahwa daur ulang plastik menghasilkan bahan bakar yang juga akan melepaskan zat-zat berbahaya ke atmosfer saat dibakar, metode baru daur ulang plastik ini bisa jadi revolusioner. Karena Akinari menciptakan perangkat untuk penggunaan di rumah, dapat diasumsikan bahwa konsumen akan memperoleh kemandirian energi yang lebih besar, yang akan mengurangi jumlah minyak yang diekstraksi dari bumi.

Saat ini, sistem buatan penemu Jepang tersebut dapat dibeli melalui Blest Corporation, dengan harga perangkat tersebut 10 ribu dolar, yang membuatnya tidak terjangkau oleh sejumlah calon pembeli. Namun, Akinari bermaksud untuk mengurangi biaya perangkatnya ketika produk tersebut menjadi lebih populer dan memungkinkan untuk memperluas produksi.

Metode unik lain untuk mengatasi sampah patut disebutkan. Di Rotterdam, sekelompok mahasiswa mengembangkan cara untuk mendaur ulang sampah makanan dan membuat bahan darinya yang sama awet dan sebagus kulit. Para pemuda ini membuat prototipe tas yang terbuat dari mangga, nektarin, dan kap lampu yang terbuat dari sisa buah persik.

Saat ini, produsen kulit buah bereksperimen dengan berbagai kombinasi limbah sayur dan buah untuk mendapatkan kualitas produk akhir yang lebih baik. Misalnya, tas yang terbuat dari stroberi tidak tahan lama dan dapat robek jika sering digunakan, tetapi menambahkan labu atau apel ke dalam komposisinya akan meningkatkan ketahanan ausnya.

[ 1 ]