Diet protein meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke

Pola makan yang tidak seimbang harus dihindari untuk menghindari masalah yang tidak dapat diatasi di masa mendatang, tulis Simona Marchetti dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs web surat kabar Corriere della Sera.

"Mengikuti diet Atkins, yang berarti lebih mengutamakan protein daripada karbohidrat, memang mendorong penurunan berat badan dengan cepat, tetapi selama bertahun-tahun risiko serangan jantung dan stroke dapat meningkat hingga 5%," demikian laporan publikasi tersebut.

"Persentasenya meningkat hingga 60% jika menyangkut wanita muda yang telah menjalani pola makan yang tidak seimbang dalam waktu lama. Sekali lagi, para ilmuwan dari Institut Nutrisi Manusia Jerman dan Pusat Kedokteran Molekuler Max Delbruck telah berbicara menentang diet Atkins. Dalam British Medical Journal, mereka menerbitkan hasil penelitian yang melibatkan 43.396 wanita Swedia berusia 30 hingga 49 tahun. Mereka menjawab kuesioner yang terkait dengan gaya hidup dan konsumsi 800 produk berbeda selama periode rata-rata 15,7 tahun. Ternyata 1.270 responden memiliki masalah dengan sistem kardiovaskular. Perwakilan perusahaan Atkins menyatakan bahwa peningkatan risiko penyakit jantung tidak terkait dengan diet, tetapi dengan "asupan karbohidrat rendah, disertai dengan peningkatan konsumsi protein," tulis penulis artikel tersebut.

"Profesor ahli gizi Italia Lucio Luchin memperingatkan tentang penyebaran diet hiperprotein. "Secara pribadi, saya jarang meresepkan diet seperti itu," kata profesor itu, "Anda dapat mengikuti diet seperti itu selama maksimal 3-4 minggu dan hanya di bawah pengawasan medis yang ketat, karena kepatuhan yang lebih lama terhadap diet seperti itu tidak hanya dapat menyebabkan masalah kardiovaskular, yang disebutkan dalam penelitian tersebut, tetapi juga patologi ginjal dan hati karena fakta bahwa organ-organ ini harus melakukan pekerjaan tambahan, memproses protein yang diterima," kata artikel itu.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ], [ 6 ], [ 7 ]