Dosis Botox kosmetik tergantung pada iklim

Pasien yang tinggal di daerah beriklim "cerah" mungkin memerlukan dosis Botox yang lebih tinggi untuk memperoleh hasil yang baik dalam perawatan kosmetik kerutan dan garis-garis pada wajah, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery edisi Juli.

Dr. Kim L. Borski dari Rumah Sakit Stoke Mandeville, Inggris, dan rekan-rekannya membandingkan hasil perawatan Botox pada dua kelompok pasien: kelompok "dengan sinar matahari tinggi" yang terdiri dari 292 wanita di pulau Mediterania Malta dan kelompok "dengan sinar matahari rendah" yang terdiri dari 231 wanita yang dirawat di London, Inggris. Pasien di Malta dirawat pada musim panas, dan pasien di Inggris dirawat pada musim dingin.

Pasien menerima suntikan Botox ke otot dahi bagian bawah (otot glabellar) dan semua prosedur dilakukan oleh ahli bedah plastik berpengalaman menggunakan teknik standar. Selama kunjungan berikutnya, pasien menerima dosis tambahan sesuai kebutuhan untuk mencapai kelumpuhan klinis total. Rata-rata dosis total Botox lebih tinggi pada kelompok paparan sinar matahari tinggi: 29,2 versus 27,3 unit. Pasien di Malta juga menerima rata-rata lebih banyak dosis tambahan: 2,24 versus 1,98 unit.

Para peneliti menduga bahwa perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh perkembangan dan aktivitas fungsional otot glabellar yang lebih besar, yang terlibat dalam menyipitkan mata di bawah sinar matahari. Faktor lain yang mungkin termasuk efek suhu yang lebih tinggi atau paparan sinar matahari langsung terhadap respons tubuh terhadap Botox.

Para peneliti menyimpulkan bahwa protokol pengobatan yang secara ketat mengatur dosis dan distribusi dapat mengakibatkan pengobatan yang kurang di daerah beriklim lebih cerah. "Protokol pengobatan mungkin perlu mempertimbangkan iklim tempat pengobatan diberikan untuk mencapai hasil yang lebih dapat diprediksi," catat Dr. Borski dan rekan penulisnya.