Kedelai tidak membantu menghindari gejala menopause

Kedelai tidak membantu mengatasi rasa panas selama menopause. Itulah kesimpulan yang dicapai oleh para ilmuwan dari University of California. Para ahli menemukan bahwa konsumsi produk kedelai seperti susu atau keju tidak membantu menghindari gejala menopause.

Berbeda dengan penelitian lain, penelitian ini berskala besar dan berjangka panjang. Lebih dari 1.600 wanita berpartisipasi dalam eksperimen ini dan dipantau selama lebih dari sepuluh tahun.

"Mengingat sebagian besar wanita mengalami gejala yang tidak menyenangkan selama menopause, khususnya rasa panas dan keringat malam, kami berharap bahwa diet tertentu akan menjadi alternatif yang baik untuk terapi hormon," kata penulis utama Ellen Gold. "Sayangnya, berdasarkan penelitian kami, kami dapat mengatakan bahwa produk kedelai tidak memiliki efek ajaib yang sebelumnya dikaitkan dengannya."

Para peneliti menganalisis wanita di seluruh negeri dan mengamati kehidupan 3.000 wanita pada awal menopause dan selama 10 tahun berikutnya, serta kunjungan dokter tahunan mereka selama periode waktu tersebut.

Para penulis memfokuskan perhatian mereka pada 1.650 wanita yang belum menderita gejala vasomotor. Mereka tertarik pada pengaruh makanan tertentu terhadap kesejahteraan subjek.

Minat utama dalam penelitian ini adalah untuk meneliti efek fitoestrogen, yang juga dikenal sebagai estrogen tanaman, yang ditemukan terutama dalam tahu, susu kedelai, dan makanan lain yang mengandung kedelai. Fitoestrogen memiliki struktur kimia yang mirip dengan estrogen dan dianggap meniru efek hormon wanita dalam tubuh.

Karena kadar estrogen dapat turun selama menopause, para peneliti berspekulasi bahwa diet tinggi fitoestrogen dapat mengurangi gejala menopause.

Studi tersebut tidak menemukan korelasi yang konsisten antara fitoestrogen makanan dan timbulnya gejala menopause pada wanita yang belum pascamenopause saat penelitian dimulai.

[ 1 ], [ 2 ]