Kesehatan mental mempengaruhi umur panjang

Para ilmuwan dari kota Pittsburgh (AS, Pennsylvania) telah menemukan bahwa harapan hidup rata-rata seseorang dapat secara langsung bergantung pada kondisi mentalnya dan bahkan menyebutkan ciri-ciri karakter yang, menurut pendapat mereka, dapat memperpendek hidup hingga beberapa tahun.

Banyak psikolog percaya bahwa perilaku agresif dan destruktif, suasana hati pesimis, dan kepahitan dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang secara keseluruhan dan bahkan menyebabkan kematian dini. Di sisi lain, beberapa penelitian dan survei sosiologis menunjukkan bahwa orang optimis dengan suasana hati yang baik sering kali hidup lebih lama dan dianggap kurang rentan terhadap penyakit kronis.

Sekelompok psikolog dari Pennsylvania melakukan penelitian lain yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara harapan hidup dan kondisi mental orang dewasa. Selama penelitian, sekitar seratus ribu relawan berada di bawah pengawasan spesialis. Psikolog mengamati perilaku orang, kesehatan mental, dan, tentu saja, mempelajari kasus kematian dini yang tidak terkait dengan penyakit serius.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif dan destruktif yang terus-menerus, amarah, serta pesimisme dan suasana hati yang buruk dapat dianggap sebagai penyebab penyakit kronis, kesehatan yang buruk, dan bahkan penyebab menurunnya harapan hidup rata-rata. Penelitian yang dilakukan di Pennsylvania ini membuktikan teori para psikolog yang sebelumnya telah menelusuri hubungan antara kesehatan mental dan fisik seseorang, dan juga menemukan fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak diketahui oleh para ilmuwan.

Misalnya, setelah melakukan percobaan, menjadi jelas bahwa suasana hati yang optimis dan keceriaan memiliki efek positif pada kondisi sistem kardiovaskular. Orang-orang yang ramah yang tidak pernah diamati memiliki serangan agresi atau suasana hati yang buruk secara praktis menyingkirkan kemungkinan penyakit kardiovaskular bagi diri mereka sendiri. Beberapa ilmuwan bahkan mengutip angka-angka yang mengesankan: menurut pendapat mereka, orang yang optimis yang tidak pernah dalam suasana hati yang buruk mengurangi risiko penyakit jantung atau pembuluh darah bagi tubuh mereka sebesar 10-12%. Dan memang, di antara para relawan yang menderita infark miokard, tidak ada satu pun orang yang ceria.

Sebuah fitur menarik telah dicatat mengenai kandungan kolesterol dalam darah. Para ilmuwan telah memperhatikan bahwa perilaku agresif dapat menyebabkan peningkatan sekresi kolesterol. Oleh karena itu, orang-orang yang kadar zat tersebut dalam darahnya mendekati kritis harus memikirkan fakta bahwa perilaku dan suasana hati mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Baca juga: Agresi dapat memicu stroke

Orang yang agresif dan pemarah sering meninggal karena penyakit jantung, dan patologi muncul bahkan di usia dewasa. Para ahli menyarankan untuk memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental, karena hal itu dapat menjadi akar penyebab penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.