Makanan kaleng sama sehatnya dengan makanan segar

Hasil penelitian seorang ahli gizi dari Amerika Serikat tiba-tiba berubah menjadi kontradiktif: di zaman kita, ketika makanan kaleng dianggap sebagai produk kelas dua dan hampir berbahaya, tiba-tiba ternyata dalam hampir semua kasus makanan seperti itu tidak lebih buruk daripada produk segar.

Akhir-akhir ini, banyak pakar makanan sehat yang terus-menerus menegaskan bahwa hanya makanan yang dibuat dari produk segar (daging, ikan, buah, sayur) yang dianggap sehat, dan bahwa memakan sayur dan buah kalengan adalah pemborosan uang.

Terhadap latar belakang ini, pernyataan Dr. Katie Kapica, seorang karyawan Universitas Tufts Amerika, bahwa makanan kaleng di rak-rak toko tidak selalu kualitasnya lebih rendah dibandingkan produk segar, tampaknya hampir menghujat.

Namun, Dr. Kapika mengatakan bahwa berkat teknologi pengalengan yang canggih, sayuran kaleng mengandung cukup banyak vitamin dan zat penting lainnya (misalnya, serat dalam sayuran kaleng) dari sudut pandang gizi, dengan nilai energi yang cukup tinggi.

Pada saat yang sama, makanan kaleng praktis bebas sampah dibandingkan dengan produk mentah dan segar. Selain itu, Katie Kapika menunjukkan bahwa argumen lain yang mendukung makanan kaleng adalah penghematan waktu yang tidak dapat disangkal untuk menyiapkan hidangan dibandingkan dengan memasak klasik.

Dia mendukung klaimnya dengan yang berikut: seporsi kacang kalengan harganya $1 lebih murah daripada seporsi kacang segar yang sama, dan kacang kalengan memerlukan waktu 6 menit untuk dimasak, sedangkan kacang kering memerlukan waktu lebih dari 2,5 jam, termasuk waktu perendaman dan waktu memasak.

Selain itu, jika membandingkan biaya untuk memperoleh jumlah vitamin C yang hampir sama dari bayam kalengan, beku, dan segar, menggunakan makanan kaleng dalam makanan Anda memungkinkan Anda menghemat hingga 85% uang Anda.

[ 1 ], [ 2 ]