Para ilmuwan telah mensintesis molekul baru untuk mengobati penyakit autoimun

Sekelompok ilmuwan dari Weizmann Institute of Science berupaya untuk melawan penyakit autoimun. Pada penyakit seperti penyakit Crohn dan artritis reumatoid, sistem imun secara keliru menyerang jaringan tubuh. Namun, para ilmuwan berhasil mengelabui sistem imun dengan enzim yang dikenal sebagai MMP9. Temuan mereka dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine.

Profesor Irit Sagi dan tim penelitinya telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari cara untuk memblokir aksi enzim metaloproteinase (MMP). Protein ini terlibat dalam pemecahan kolagen, komponen utama jaringan ikat. Pada gangguan autoimun, beberapa fraksi protein ini, terutama MMP9, menjadi tidak terkendali, yang menyebabkan perkembangan penyakit autoimun. Memblokir protein ini dapat mengarah pada pengembangan pengobatan yang efektif untuk penyakit autoimun.

Awalnya, Sagi dan timnya mengembangkan molekul sintetis yang menargetkan MMP secara langsung. Namun, obat-obatan ini memiliki efek samping yang sangat parah. Tubuh biasanya memproduksi inhibitor MMP sendiri, yang dikenal sebagai TIMP. Tidak seperti obat sintetis, obat ini bekerja sangat selektif. TIMP terdiri dari ion seng yang dikelilingi oleh tiga peptida histidin, yang menyerupai gabus. Sayangnya, molekul seperti itu cukup sulit untuk direproduksi di laboratorium.

Dr. Netta Sela-Passwell memutuskan untuk mendekati masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Daripada merancang molekul sintetis untuk menyerang MMP secara langsung, ia mencoba merangsang sistem imun melalui imunisasi. Sama seperti imunisasi dengan virus yang dimatikan merangsang sistem imun untuk menciptakan antibodi yang dapat menyerang virus hidup, imunisasi dengan MMP akan mendorong tubuh untuk menciptakan antibodi yang akan memblokir enzim di tempat aktifnya.

Bersama Profesor Abraham Shanzer, mereka menciptakan versi buatan dari kompleks seng-histidin di inti situs aktif MMP9. Mereka kemudian menyuntikkan molekul sintetis kecil ini ke tikus, lalu menguji darah tikus untuk mencari tanda-tanda aktivitas kekebalan terhadap MMP. Antibodi yang mereka temukan, yang disebut "metallobodi," mirip dengan, tetapi tidak identik dengan, TIMP, dan analisis terperinci tentang struktur atomnya menunjukkan bahwa mereka bekerja dengan cara yang sama - dengan memblokir situs aktif enzim.

Ketika mereka menyuntikkan metallobodi dan menimbulkan gangguan peradangan yang menyerupai penyakit Crohn pada tikus, para ilmuwan menemukan bahwa gejala penyakit autoimun berkembang. "Kami gembira bukan hanya tentang potensi besar pendekatan ini untuk mengobati penyakit Crohn," kata Sagi, "tetapi juga tentang potensi penggunaan pendekatan ini untuk mengeksplorasi pengobatan baru untuk banyak penyakit lainnya."

Sekarang para ilmuwan dari Institut Weizmann telah mengajukan paten pada molekul imunisasi sintetis, serta metallobodi yang dihasilkan.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ], [ 6 ]