Pengaruh nutrisi pada tidur: sebuah studi baru

Kesehatan yang baik bergantung pada nutrisi yang baik, aktivitas fisik yang cukup, dan tidur yang cukup. Ada hubungan yang jelas antara komponen-komponen ini: nutrisi yang baik menyediakan energi untuk berolahraga, dan banyak orang berpendapat bahwa aktivitas fisik yang cukup penting untuk tidur yang baik. Jadi, bagaimana nutrisi dapat memengaruhi tidur?

Sebuah studi terkini meneliti hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan durasi tidur. Studi yang dilakukan oleh tim dari Universitas Helsinki, Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional Finlandia, dan Universitas Sains Terapan Turku ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Nutrition.

Mengapa Tidur Itu Penting dan Bagaimana Cara Kerjanya

Tidur memberi tubuh kita kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri setelah terjaga. Jantung, pembuluh darah, otot, sel, sistem kekebalan tubuh, kemampuan kognitif, dan daya ingat kita semua bergantung pada tidur yang teratur dan sehat agar dapat berfungsi secara optimal.

Tidur semalam penuh terdiri dari 3-5 siklus, yang masing-masing berlangsung rata-rata 90 hingga 120 menit. Dalam setiap siklus, kita memulai fase tidur non-rapid eye movement (non-REM), kemudian bergerak melalui dua fase tidur non-REM yang semakin dalam sebelum bangun. Tidur non-REM kita menjadi semakin ringan hingga kita mencapai fase REM, di mana siklus baru dimulai atau kita bangun. Orang dewasa dianjurkan untuk tidur antara 7 dan 9 jam per malam.

Namun, penelitian terkini menunjukkan bahwa insomnia dan berkurangnya durasi tidur semakin umum terjadi di kalangan orang dewasa. Karena faktor-faktor seperti stres, konsumsi makanan cepat saji, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, kurang tidur menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan penyakit kardiovaskular, penurunan kognitif, dan peningkatan mortalitas secara keseluruhan.

Dalam studi baru tersebut, para peneliti berupaya meneliti bagaimana durasi tidur dapat memengaruhi konsumsi buah dan sayur dan sebaliknya. Mereka juga meneliti peran kronotipe individu (preferensi untuk beraktivitas pada waktu tertentu dalam sehari, seperti pagi atau sore) dalam kebiasaan makan dan durasi tidur.

Asupan buah dan sayur yang dianjurkan untuk orang dewasa

Organisasi Kesehatan Dunia menganjurkan agar orang mengonsumsi setidaknya 400 g buah dan sayur setiap hari, sementara rekomendasi terbaru dari Dewan Menteri Nordik menyarankan peningkatan konsumsi menjadi 500-800 g "sayuran, buah, dan beri, dengan setengahnya berasal dari sayur."

Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa di banyak negara tidak mencapai tingkat konsumsi minimum. Menurut sebuah studi baru, hanya 14% pria Finlandia dan 22% wanita Finlandia yang mengonsumsi jumlah minimum yang direkomendasikan, yaitu 500 g buah beri, buah-buahan, dan sayuran per hari.

Tim peneliti menganalisis data dari Survei FinHealth Nasional 2017. Sebanyak 5.043 orang dewasa berusia 18 tahun ke atas (55,9% perempuan; usia rata-rata 55 tahun [SD 16,0]) memberikan respons terperinci terhadap kuesioner berisi 134 item tentang komposisi dan frekuensi makanan harian mereka selama 12 bulan terakhir dan melaporkan kronotipe dan durasi tidur 24 jam mereka.

Tiga kategori durasi tidur muncul dari respons ini: pendek (kurang dari 7 jam/hari; 21%), normal (7-9 jam/hari; 76,1%), dan panjang (9+ jam/hari; 2,9%). Durasi tidur rata-rata untuk orang yang tidur pendek adalah 6 jam; untuk orang yang tidur normal, 7,7 jam; dan untuk orang yang tidur panjang, 10,1 jam. Sebagian besar peserta (61,7%) menggolongkan diri mereka sebagai kronotipe menengah, dengan 22,4% menunjukkan bahwa mereka adalah tipe pagi dan 15,9% tipe malam.

Para peneliti memasukkan kronotipe sebagai kovariat dalam penelitian, dengan mencatat bahwa banyak penelitian tidak memperhitungkannya sebagai faktor pengganggu yang potensial. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kronotipe dapat memengaruhi perilaku makan. Para peneliti menyatakan, "Penelitian telah menunjukkan bahwa kronotipe malam hari sering dikaitkan dengan perilaku makan yang tidak sehat, termasuk obesitas."

Hasil: Jumlah dan jenis buah serta sayuran yang dikonsumsi menjadi hal yang penting

Di antara temuan penting: Orang yang tidurnya normal menunjukkan konsumsi buah dan sayur yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidurnya pendek dan panjang di semua subkelompok buah dan sayur. Namun, konsumsi berbagai jenis buah dan sayur menghasilkan hasil yang berbeda.

Studi tersebut menjelaskan: "Pada subkelompok sayuran, ditemukan perbedaan yang signifikan dalam konsumsi sayuran berdaun hijau, sayuran akar, dan sayuran buah (misalnya tomat, mentimun) antara mereka yang tidur normal dan yang tidurnya pendek.

"Demikian pula, untuk mereka yang tidurnya normal dan lama, perbedaan signifikan kembali ditemukan pada sayuran berdaun hijau dan sayuran buah. Namun, sayuran segar dan kalengan lainnya seperti kubis, jamur, bawang, kacang polong, dan buncis tidak menunjukkan perbedaan signifikan.

"Di antara subkelompok buah, perbedaan rata-rata yang signifikan diamati dalam konsumsi buah beri dan buah segar dan kalengan lainnya antara mereka yang tidur normal dan yang tidurnya pendek. Sebaliknya, untuk mereka yang tidurnya normal dan yang tidurnya panjang, satu-satunya perbedaan yang signifikan adalah dalam konsumsi apel."

Hubungan antara asupan buah/sayur dan kategori durasi tidur tetapi bukan kronotipe

Para peneliti juga mencatat bahwa kategori durasi tidur mungkin tidak memberikan banyak indikasi mengenai tingkat asupan buah dan sayur yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan studi tahun 2023 dalam International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity yang menemukan asupan buah dan sayur yang lebih rendah di kalangan remaja pada hari setelah tidur malam yang singkat.

Studi baru ini juga menemukan bahwa kronotipe memainkan peran minimal dalam hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan durasi tidur. Sebuah studi tahun 2023 tidak menemukan hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan kronotipe.

Para peneliti mencatat bahwa secara keseluruhan, penurunan konsumsi buah dan sayuran tertentu dikaitkan dengan durasi tidur yang panjang dan pendek. Mereka merekomendasikan penelitian yang lebih spesifik di area ini untuk meningkatkan pemahaman.

"Intervensi terarah yang menargetkan subkelompok buah dan sayuran dengan keterkaitan kuat, seperti sayuran berdaun hijau dan sayuran berbuah, dapat menyebabkan perubahan perilaku yang signifikan. Studi tambahan, khususnya studi longitudinal, diperlukan untuk lebih memahami keterkaitan ini dan implikasinya terhadap kesehatan masyarakat, terutama di wilayah dengan struktur populasi dan kebiasaan makan yang sama seperti Finlandia," simpul mereka.