Pria lebih baik tidak menjadi vegetarian

Statistik menunjukkan bahwa di dunia modern ada sejumlah besar orang yang secara sadar meninggalkan produk hewani. Jumlah vegetarian bertambah setiap hari, karena informasi tentang bahaya produk daging menyebar setiap hari dengan kecepatan yang luar biasa. Mayoritas vegetarian adalah kaum muda berusia 20 hingga 35 tahun. Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian ilmiah telah dilakukan secara teratur untuk membuktikan manfaat atau bahaya dari pola makan vegetarian.

Sementara para ilmuwan di seluruh dunia berusaha menentukan dampak pola makan nabati pada tubuh manusia, para ahli dari Eropa Barat telah membuktikan bahwa vegetarianisme dapat berdampak buruk pada tubuh pria, atau lebih tepatnya, pada fungsi reproduksinya. Para ahli percaya bahwa pria yang telah memutuskan untuk mengubah gaya hidup mereka secara radikal harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mempelajari sistem nutrisi.

Ilmuwan Eropa telah berhasil membuktikan bahwa pengganti daging yang populer seperti kedelai dan turunannya memiliki efek negatif pada sperma. Ilmuwan yakin bahwa kekurangan makanan hewani dalam tubuh juga dapat memengaruhi motilitas sperma.

Selama penelitian, para ahli melakukan beberapa percobaan yang membuktikan efek produk kedelai terhadap fungsi reproduksi tubuh pria. Percobaan tersebut melibatkan relawan yang dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok hanya mengonsumsi makanan nabati dan produk kedelai selama beberapa bulan, dan kelompok kedua mengonsumsi produk yang sudah dikenal semua orang, termasuk daging dan ikan. Setelah beberapa bulan, sampel sperma dan darah diambil dari setiap peserta percobaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi produk kedelai memiliki tingkat konsentrasi sperma yang lebih rendah. Dokter juga mencatat bahwa pria yang menderita kelebihan berat badan juga memiliki jumlah sperma yang lebih rendah. Penelitian lebih lanjut terhadap hasil tersebut menunjukkan bahwa alasan utama penurunan kualitas sperma adalah komponen aktif kedelai, yaitu isoflavon. Ini adalah bahan kimia alami yang ditemukan dalam kedelai, semanggi, dan tanaman lainnya. Struktur unsur-unsur ini menyerupai struktur estrogen, hormon steroid yang diproduksi oleh ovarium wanita.

Beberapa ilmuwan percaya bahwa terlalu banyak isoflavon, yang mirip dengan hormon wanita, tidak hanya dapat menyebabkan kualitas sperma yang buruk, tetapi juga kemandulan. Studi awal tentang efek kedelai pada hewan menunjukkan bahwa dengan gaya hidup yang melibatkan penghentian konsumsi daging, kualitas sperma menurun, dan kemungkinan memiliki keturunan yang sehat menurun beberapa kali lipat.

Selain itu, banyak ahli gizi yang percaya bahwa vegetarianisme tidak dapat diterima untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun. Menurut pendapat mereka, pada usia ini, seseorang membutuhkan makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, dan segala pembatasan nutrisi dapat berdampak negatif pada perkembangan organisme muda. Wanita hamil dan menyusui juga harus menghindari pola makan vegetarian, karena kesehatan lebih dari satu orang bergantung pada pola makan mereka.

[ 1 ]