Probiotik dapat membantu meredakan alergi

Para ahli Amerika telah menemukan bahwa probiotik, yang diwakili oleh mikroorganisme seperti Lactobacilli dan Bifidobacteria, meringankan ketidaknyamanan yang terkait dengan demam serbuk sari dan alergi musiman.

Sebuah metode baru untuk mengobati alergi dijelaskan oleh Profesor Jennifer Denis, seorang karyawan Departemen Dietetika dan Nutrisi di Universitas Florida.

Demam serbuk sari sangat umum terjadi selama musim berbunga. Penyakit ini disebabkan oleh serbuk sari yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.

Dengan alergi musiman, jutaan orang mengeluhkan mata merah, keluarnya cairan dari hidung, kulit memerah, dan memburuknya kondisi umum mereka. Kepekaan orang terhadap serbuk sari dapat bervariasi: beberapa orang hanya mengalami kekambuhan di musim semi, sementara yang lain mengalami alergi sepanjang musim panas dan bahkan di bulan pertama musim gugur.

Obat yang paling populer untuk alergi musiman adalah antihistamin, kortikosteroid topikal, dan dekongestan. Namun, karena banyaknya efek samping, tidak semua orang dapat menggunakan obat-obatan tersebut.

Probiotik diterima dengan baik oleh organisme apa pun dan tidak memiliki efek negatif: probiotik dapat digunakan untuk menghilangkan gejala alergi musiman.

Penelitian sebelumnya telah mengarahkan para ilmuwan untuk berpikir tentang efektivitas probiotik dalam mengatasi demam serbuk sari. Penting untuk menentukan kombinasi mikroorganisme yang paling optimal.

Menurut profesor tersebut, Lactobacilli dan Bifidobacteria, yang "dekat" dengan manusia, memastikan pencernaan yang berkualitas dan menjaga keseimbangan kekebalan tubuh. Penelitian sebelumnya menggunakan kombinasi bakteri lain, yang efeknya kurang efektif pada alergi musiman.

Studi baru ini melibatkan 173 pasien dengan demam serbuk sari ringan hingga sedang. Para pesertanya sehat.

Para relawan dibagi secara acak menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengonsumsi suplemen probiotik di pagi dan malam hari, sedangkan kelompok kedua diberi plasebo.

Selama seluruh percobaan, para peserta tidak menggunakan obat antialergi apa pun, baik eksternal maupun internal.

Hasilnya, perwakilan kelompok pertama mencatat bahwa mereka merasakan kelegaan dan peningkatan kesejahteraan. Pemantauan kondisi pasien dilakukan setiap hari.

Meskipun para ilmuwan belum menganggap eksperimen ini selesai, kita sudah dapat berbicara tentang efek positif probiotik terhadap pertahanan kekebalan tubuh. Bakteri yang bermanfaat mengaktifkan sel-sel tertentu yang fungsinya adalah mengendalikan semua proses kekebalan tubuh.

"Tidak dapat dikatakan bahwa semua probiotik dapat bermanfaat untuk alergi. Sekarang kita hanya berbicara tentang mikroorganisme tertentu - Lactobacilli dan Bifidobacteria, yang benar-benar mampu melawan perkembangan demam serbuk sari. Kami percaya bahwa mereka yang menderita alergi musiman sedang dapat menjalani pengobatan tersebut," sang profesor yakin.

[ 1 ]