Prosedur bayi tabung memicu masalah seks

Para ilmuwan dari Universitas Indiana telah menemukan bahwa fertilisasi in vitro berdampak negatif terhadap kehidupan seks pasangan.

"Bagi orang yang berjuang melawan infertilitas, kenikmatan seks sering kali dikesampingkan demi pembuahan," kata Nicole Smith, seorang spesialis di Pusat Kesehatan Seksual Universitas Indiana. "Pasangan sering melaporkan perasaan seperti sedang menjalani tes laboratorium saat hormon diberikan dan mereka harus menjadwalkan seks. Itu menegangkan, dan tidak ada romansa yang terlibat. Dan seperti yang kita ketahui, hubungan itu pun menjadi terganggu."

Studi ini merupakan salah satu yang pertama di Amerika Serikat. Para spesialis bermaksud mempelajari pengalaman seksual wanita selama prosedur reproduksi berbantuan. Untuk menilai dampak IVF pada hubungan seksual pasangan, para spesialis menggunakan kuesioner.

Dibandingkan dengan wanita sehat, wanita yang menjalani IVF melaporkan penurunan minat dalam hubungan intim. Mereka sering mengalami kesulitan mencapai orgasme, serta nyeri vagina dan kurangnya pelumasan vagina.

Mendinginnya hubungan juga terjadi dalam kedekatan emosional pasangan dan semakin intensif seiring berjalannya proses IVF.

Ketika pasangan bertemu dengan dokter mereka, hal pertama yang mereka bicarakan adalah masalah dalam kehidupan seks mereka. Menurut Dr. Smith, sangat penting bagi pasangan untuk tidak ragu membicarakan masalah dengan dokter, karena dengan cara ini masalah dapat dihilangkan sejak awal, tetapi jika Anda menunda solusinya, maka ketidakpuasan hanya akan bertambah buruk dan hubungan dapat memburuk sepenuhnya. Jika masalah muncul dengan kurangnya atau jumlah pelumasan yang tidak mencukupi, maka dokter menyarankan untuk menggunakan cara khusus, misalnya, pelumas. Jika ketegangan diamati tidak hanya dalam seks, tetapi juga dalam hubungan, maka seorang psikolog dan seksolog akan membantu menyelesaikan situasi tersebut.

"Seringkali penyebab masalah tersebut adalah ketidaktahuan tentang bagaimana infertilitas dan pengobatannya memengaruhi hubungan," kata penulis studi tersebut. "Oleh karena itu, bagian penting dari teknologi reproduksi berbantuan adalah memberikan bantuan dan dukungan kepada pasangan yang perlu memahami bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa masalah mereka merupakan konsekuensi dari proses yang sedang mereka lalui."

Penelitian ini melibatkan 270 wanita dan pria.

[ 1 ], [ 2 ]