Sosiophobia lebih sering terjadi pada anak-anak yang pemalu

Suatu bentuk gangguan mental umum yang lebih umum terjadi pada anak-anak yang pemalu dan sangat dekat dengan orang tuanya.

Fobia sosial (gangguan kecemasan sosial) memengaruhi sekitar 5% remaja berusia 13 hingga 18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Fobia sosial merupakan salah satu gangguan mental paling umum yang terjadi di kalangan anak-anak dan remaja.

Spesialis Barat dari Institut Kesehatan Mental Nasional dan Universitas Waterloo serta Maryland melakukan studi jangka panjang yang melibatkan lebih dari 160 orang Eropa dan Amerika. Semua peserta studi berasal dari kelas menengah ke atas. Pada awal studi, semua peserta berusia empat bulan.

Pada awalnya, para spesialis memantau anak-anak berusia 1 tahun 2 bulan dan orang tua mereka di lingkungan laboratorium. Pada awalnya, para ilmuwan memantau reaksi anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka. Selama pengamatan, para ilmuwan mencatat anak-anak mana yang memiliki keterikatan yang lemah dengan orang tua mereka, dan yang memiliki keterikatan yang agak kuat dan berbahaya.

Jika dalam kontak yang aman dengan orang tua mereka, anak-anak akan kembali berhubungan dengan orang tua mereka seperti biasa setelah mereka kembali. Jika peserta tersebut mulai bertindak, mereka akan tenang dengan cepat setelah orang tua mereka kembali.

Apabila hubungan dengan orang tua tidak aman, maka setelah orang tua pulang, anak-anak tidak memerhatikan mereka dan menghindari segala bentuk kontak dengan mereka, atau mengulurkan tangan dan melakukan kontak, tetapi tidak dapat tenang dalam jangka waktu lama setelah kedatangan mereka.

Selanjutnya, para spesialis mengamati perilaku anak-anak berusia 1 tahun 2 bulan, 2 tahun 4 bulan, dan 7 tahun dalam situasi yang berbeda. Para orang tua harus mengisi kuesioner yang berisi deskripsi perilaku anak-anak mereka dalam situasi baru dan saat bertemu dengan teman sebaya. Hasilnya, para spesialis menentukan seberapa pendiam dan pemalunya para peserta eksperimen. Setelah para relawan mencapai usia 14-17 tahun, para orang tua dan anak-anak mereka mengisi kuesioner, yang memungkinkan para spesialis menilai tingkat kecemasan anak-anak.

Remaja dengan gangguan kecemasan sosial ditemukan lebih gugup daripada anak-anak lain saat menghadiri pesta dan tempat-tempat lain yang banyak orang asingnya. Mereka juga mengalami kesulitan berbicara di depan banyak orang atau berpartisipasi dalam kompetisi olahraga.

Selama penelitian, para ahli mencatat bahwa remaja yang memiliki keterikatan berbahaya dengan orang tuanya di masa kecil kemudian tumbuh menjadi pemalu dan menderita gangguan mental di masa remaja, khususnya fobia sosial.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa hubungan antara rasa malu dan kecemasan sosial paling kuat pada partisipan percobaan yang, sebagai anak-anak, bereaksi dengan marah terhadap kepulangan orang tua mereka setelah lama berpisah dan tidak dapat tenang untuk waktu yang lama.

Hasilnya, para ilmuwan menyimpulkan bahwa keterikatan yang tidak aman kepada orang tua dan rasa malu di masa depan secara signifikan meningkatkan risiko mengembangkan fobia sosial.

[ 1 ]