Studi menemukan hubungan yang signifikan antara rosacea dan melanoma ganas

Sebuah studi terkini yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menemukan bahwa rosacea, kondisi kulit umum yang biasanya dianggap hanya sebagai masalah kosmetik, mungkin terkait dengan beberapa kondisi terkait, termasuk melanoma.

Penelitian ini menggunakan kelompok besar yang disesuaikan usia dan jenis kelaminnya yang berasal dari platform TriNetX (n = 244.888) yang mencakup etnis Kaukasia, Hitam, Asia, Alaska, dan Kepulauan Pasifik.

Hasil studi menunjukkan bahwa, bertentangan dengan penelitian sebelumnya, rosacea secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko gangguan penglihatan, gangguan metabolisme, masalah sendi, dan diabetes tipe 2 (T2D).

Yang paling menonjol, subkelompok Kaukasia menunjukkan peningkatan risiko melanoma secara signifikan, yang tidak ditemukan pada subkelompok Asia. Perbedaan etnis ini dapat menjelaskan laporan komorbiditas yang tidak konsisten dalam penelitian sebelumnya.

Meskipun terdapat keterbatasan yang nyata pada desain studi retrospektif, hal ini membenarkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai patologi penyakit yang umum tetapi kurang dipahami ini.

Apa itu rosacea dan mengapa penyakit ini tidak banyak diketahui oleh para ahli epidemiologi selama ini? Rosacea adalah kondisi kulit kronis yang utamanya menyebabkan kemerahan dan ruam pada pipi, dagu, hidung, dan dahi penderitanya. Kondisi ini paling umum terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun, meskipun dapat menyerang orang dari segala usia dan jenis kelamin.

Laporan global menunjukkan bahwa orang-orang keturunan Celtic dan orang Eropa utara berkulit putih lebih rentan terhadap penyakit ini, dengan prevalensi di antara kelompok etnis ini diperkirakan antara 5 dan 10%, dibandingkan dengan perkiraan global sebesar 1-7%.

Walaupun rosacea telah dideskripsikan sejak Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer pada akhir tahun 1300-an dan mungkin sejak tahun 200 SM oleh Theocritus, pemahaman tentang rosacea masih kurang.

Meskipun banyak penyebab penyakit telah diajukan, termasuk paparan sinar ultraviolet, merokok, alkohol, panas, olahraga, stres psikologis, dan yang paling umum, genetika, penyebab-penyebab ini belum pernah terbukti secara ilmiah.

Penelitian terkini telah mengaitkan infeksi spesies Demodex dengan manifestasi rosacea, yang menyebabkan antibiotik oral menjadi intervensi klinis pilihan saat gejala muncul. Akan tetapi, intervensi ini hanya memberikan kelegaan sementara, dan saat ini belum ada pengobatan jangka panjang untuk penyakit ini.

Penelitian saat ini bertujuan untuk secara retrospektif menggunakan data dari basis data "dunia nyata" yang besar (platform TriNetX) untuk mengidentifikasi kemungkinan korelasi antara rosacea dan beberapa penyakit sistemik, termasuk keganasan.

Data diperoleh dari 21.913.235 pasien TriNetX yang terdaftar antara Juni dan Juli 2023 dan mencakup demografi (terutama usia, jenis kelamin, dan etnis) dan catatan medis (diagnosis, pengobatan, observasi laboratorium, dan informasi genomik).

Kriteria inklusi untuk penelitian ini meliputi pasien yang didiagnosis dengan kode Klasifikasi Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (ICD-10) L71 (rosacea) dan jumlah pasien yang sama tanpa diagnosis rosacea, disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, yang disertakan sebagai kelompok kontrol.

Dari 132.388 pasien yang didiagnosis dengan kode ICD-10 L71 (rosacea), 122.444 (69,2% wanita) merupakan pasien yang sesuai usia dan jenis kelamin tanpa diagnosis rosacea dan diikutsertakan dalam penelitian ini. Dari jumlah tersebut, 82% adalah Kaukasia, 3% berkulit hitam, 1,6% adalah Asia, 10% tidak diketahui, dan sisanya adalah orang Alaska, India, Hawaii, atau Kepulauan Pasifik.

"Sementara risiko terdiagnosis penyakit pembuluh darah adalah 0,185 pada pasien tanpa rosacea, risiko ini meningkat menjadi 0,336 pada pasien dengan rosacea [OR 2,234 (2,192, 2,276)]."

Berbeda dengan laporan sebelumnya, rosacea ditemukan terkait dengan peningkatan signifikan risiko penyakit jantung (OR = 1,649), diabetes tipe 2 (T2D; OR = 1,618), penyakit metabolik (OR = 3,165), dan penyakit mata atau sendi (OR = 4,164-4,801).

Yang paling mengkhawatirkan adalah penyakit penyerta yang paling kuat kaitannya dengan rosacea, termasuk neoplasma kulit (termasuk melanoma ganas; OR = 6,031).

"Dalam analisis subkelompok pasien rosacea dengan neoplasma kulit, kami mampu mengidentifikasi tidak hanya peningkatan risiko kanker kulit non-melanoma [C44; OR 5,550 (5,345, 5,763)] tetapi juga melanoma ganas (C43) [OR 4,468 (4,144, 4,818)]. Mengingat peningkatan tajam risiko melanoma ganas pada populasi rosacea kami, kami melakukan analisis kelangsungan hidup Kaplan–Meier untuk subkelompok pasien ini. Probabilitas kelangsungan hidup pada akhir rentang waktu adalah 92,51% dan 97,71% untuk kelompok dengan dan tanpa rosacea. Dengan HR 3,286 (95% CI 3,101, 3,481), mortalitas lebih tinggi pada pasien dengan melanoma ganas jika mereka juga menderita rosacea (p = 0,059)."

Secara keseluruhan, penelitian ini merupakan penelitian pertama yang secara meyakinkan menghubungkan rosacea dengan berbagai penyakit penyerta, beberapa di antaranya (melanoma dan penyakit jantung) mengancam jiwa.

Meskipun terdapat keterbatasan yang nyata karena hanya menggunakan data retrospektif dan kode ICD-10, penelitian ini menyoroti pentingnya rosacea dan perlunya penelitian lebih lanjut terhadap penyakit yang tampaknya tidak berbahaya ini.