Apakah suplemen protein bermanfaat atau berbahaya?

Sejumlah besar orang di seluruh dunia secara teratur membeli suplemen protein dan bubuk protein. Atlet yang mengunjungi pusat kebugaran menggunakan suplemen tersebut untuk menambah volume otot, wanita mengonsumsinya untuk menurunkan berat badan, dan banyak orang hanya mengonsumsi protein, menganggap diet seperti itu sehat. Benarkah demikian? Pertanyaan ini pertama kali disuarakan setelah kematian seorang atlet muda Australia Megan Heaford: dia mengikuti diet tinggi protein dan mengonsumsi protein selama beberapa tahun. Ternyata wanita itu menderita patologi yang sangat sulit didiagnosis saat ini: itu adalah penyakit genetik yang terkait dengan gangguan penyerapan protein. Frekuensi deteksi penyakit semacam itu adalah satu kasus per 8,5 ribu orang. Dokter mengatakan bahwa kualitas dan keamanan suplemen protein praktis tidak dikontrol - seperti, misalnya, dalam produksi obat-obatan. Oleh karena itu, orang tidak dapat dengan yakin berbicara tentang manfaat produk ini. Pada saat yang sama, profesor ahli gizi Wayne Campbell percaya bahwa komponen utama berkualitas rendah mungkin bukan protein itu sendiri, tetapi bahan tambahan lainnya. Pada tahun 2010, sebuah kelompok penelitian menguji lima belas suplemen protein. Mereka ditemukan mengandung kadar merkuri, kadmium, timbal, dan arsenik yang tinggi. Tiga dari suplemen yang diuji gagal dalam uji kepatuhan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Namun, suplemen ini tersedia secara bebas. Selain itu, sebagian besar protein shake mengandung jumlah protein yang berbeda dari yang tertera pada label. Seperti yang dijelaskan oleh nefrologi Dr. Andrzej Rastogi, orang yang sehat membutuhkan 50-60 g protein per hari. Jumlah protein ini terkandung dalam, misalnya, 180-200 g fillet ayam. Jika seseorang menyalahgunakan protein, ginjal mengalami tekanan yang sangat besar - sering kali berakhir dengan gagal ginjal.. Orang dengan diabetes, pielonefritis, serta orang tua dan anak-anak, berada pada risiko tertentu. Sayangnya, konsumsi massal protein shake oleh remaja (kebanyakan laki-laki) untuk tujuan olahraga menjadi semakin umum. Masalah ini cukup menyakitkan dan kontroversial: banyak ahli cenderung percaya bahwa risiko - bahkan untuk tujuan olahraga - tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. "Kami sering menjelaskan kepada orang tua bahwa kualitas dan komposisi suplemen protein tidak terkontrol, dan protein yang berlebihan merusak ginjal. Seorang anak cukup mampu mendapatkan jumlah protein yang diperlukan dari makanan. Tentu saja, kami tidak dapat mengatakan bahwa kami memperlakukan protein shake sebagai fenomena yang buruk - tidak. Namun, kami juga tidak dapat merekomendasikannya untuk dikonsumsi," jelas dokter tersebut. Dokter menyarankan: sebelum memutuskan untuk menggunakan bubuk protein, lakukan tes dan jalani pemeriksaan, konsultasikan dengan terapis dan ahli gizi. Sebaiknya Anda menjalani pemeriksaan tersebut secara teratur jika Anda tetap memutuskan untuk mengonsumsi suplemen tersebut.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]