Tujuh penyebab inkontinensia urin pada pria

Kebocoran urin yang tidak disengaja menyebabkan masalah higienis dan sosial, sehingga secara signifikan mengurangi kualitas hidup pasien. Pada pria, ada tujuh penyebab utama inkontinensia urin.

Hiperplasia prostat jinak (BPH). Pada kebanyakan pria, kelenjar prostat mulai membesar setelah usia 40 tahun. Hal ini menyebabkannya menekan uretra dan dapat menyebabkan inkontinensia urin. Kebanyakan pria berusia di atas 60 tahun mengalami beberapa gejala BPH.

Operasi prostat

Hiperplasia prostat jinak, serta kanker prostat, dapat diobati dengan pembedahan. Pengangkatan kelenjar prostat secara menyeluruh (prostatektomi radikal) merupakan penyebab paling umum dari inkontinensia urin akibat stres. 30% pria mengeluhkan inkontinensia urin setelah operasi ini.

Diabetes

Diabetes menyebabkan kerusakan saraf yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengendalikan otot-otot yang menutup dan membuka kandung kemih. Diabetes juga menyebabkan seringnya keinginan untuk buang air kecil.

Stroke

Stroke adalah cedera otak yang disebabkan oleh gangguan aliran darah. Sekitar 6 juta orang di seluruh dunia menderita stroke setiap tahun. Stroke dapat menyebabkan hilangnya kendali otot dan penurunan sensitivitas, yang dapat menyebabkan inkontinensia urin. Untungnya, sebagian besar orang yang pulih dari stroke tidak mengalami masalah permanen.

Penyakit neurologis

Sklerosis multipel dan penyakit Parkinson mempersulit pengiriman dan penerimaan sinyal saraf antara kandung kemih dan sistem saraf pusat. Sekitar 80% pasien dengan sklerosis multipel dan 25% dengan penyakit Parkinson mengalami gejala inkontinensia.

Cedera tulang belakang

Cedera tulang belakang dapat mengakibatkan kerusakan pada sumsum tulang belakang, yang mengganggu sinyal yang dikirim kandung kemih ke sistem saraf pusat.

Penyebab Sementara Inkontinensia Urin

Overdosis alkohol atau kafein, infeksi saluran kemih, dan efek samping obat-obatan semuanya dapat menyebabkan inkontinensia urin sementara.