Facelift

Proses biologis penuaan biasanya dimulai pada paruh kedua kehidupan, meski perubahan usia yang berhubungan dengan usia pertama dapat diamati dari usia 28-30. Perubahan jumlah elastin dan kolagen dan persentasenya cepat atau lambat menyebabkan pembentukan keriput dan lipatan kulit, yang terutama menentukan tanda eksternal penuaan manusia. Proses penuaan tidak hanya mempengaruhi kulit, tapi juga jaringan di bawahnya: tulang lemak, fascial, berotot, aponeurotik. Sehubungan dengan ini, sejumlah besar metode untuk meremajakan wajah dan leher kini telah dikembangkan dan diterapkan, memungkinkan mereka untuk tidak hanya mempengaruhi kulit, tapi juga struktur yang lebih dalam, untuk menerima efek kosmetik yang lebih awet dan tahan lama. Facelift hari ini adalah operasi yang sangat sering.

Komplikasi setelah suntikan Botox

Komplikasi suntikan Botox meliputi pembentukan mikrohematoma, nyeri lokal di lokasi suntikan. Relaksasi sementara otot-otot di sekitarnya akibat penyebaran toksin juga dapat terjadi.

Manajemen pasien setelah suntikan Botox

Setelah menyelesaikan rangkaian suntikan, kami mengundang pasien untuk kunjungan tindak lanjut dalam 2 minggu untuk menilai kondisi garis-garis wajah dan hasil toksinnya.

Teknik untuk menggunakan Botox

Suntikan ke daerah glabela mengatur aktivitas berlebihan otot procerus dan otot korugator, yang membentuk garis-garis "marah" di dahi.

Penggunaan Botox (toksin botulinum tipe A) untuk kerutan wajah

Ini melemahkan tonus otot hingga menyebabkan kelumpuhan lembek. Botox telah digunakan secara aman dan efektif untuk mengobati pasien dengan distonia wajah, spasme hemifasial (hemispasme wajah), dan tic wajah. Hasil dari terapi tersebut adalah perbaikan kosmetik.

Seni memahat wajah

Tujuan dari semua jenis operasi peremajaan wajah, mulai dari pengencangan alis hingga sedot lemak sederhana, adalah untuk menyegarkan penampilan pasien. Keinginan untuk tampak lebih muda berasal dari fitur wajah yang awet muda...

Operasi kelopak mata bawah: komplikasi

Komplikasi blepharoplasty biasanya disebabkan oleh reseksi kulit atau lemak yang berlebihan, hemostasis yang tidak memadai, atau evaluasi praoperatif yang tidak memadai.

Operasi kelopak mata bagian bawah: prosedur pembedahan

Pendekatan bedah utama berikut digunakan untuk operasi plastik kelopak mata bawah: transkonjungtiva, melalui flap kulit-otot, melalui flap kulit.

Plastik kelopak mata bawah: evaluasi sebelum operasi

Untuk meminimalkan komplikasi pascaoperasi, evaluasi praoperasi yang menyeluruh dan sistematis terhadap kandidat blepharoplasty diperlukan.

Aspek anatomi operasi kelopak mata bawah

Mengingat sifat halus komposisi struktural kelopak mata dan peran pentingnya dalam melindungi penganalisa visual, intervensi iatrogenik dalam anatomi kelopak mata harus dilakukan dengan hati-hati, tepat, dan dengan pertimbangan matang terhadap struktur jaringan lunak yang ada.

Komplikasi operasi kelopak mata atas (blepharoplasty)

Akibat alami sementara dari operasi kelopak mata atas meliputi eritema di sepanjang sayatan, rasa tegang atau gesekan minimal, mati rasa, dan pembengkakan pada kelopak mata, yang lebih terlihat pada bagian lateral luka operasi.