Badai debu meningkatkan risiko penyakit pernapasan

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Respirology menunjukkan bahwa badai debu meningkatkan rawat inap akibat penyakit paru-paru kronis, khususnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Badai debu di Asia Timur dan Cina selatan disebabkan oleh debu yang bertiup dari jarak jauh dari Cina utara. Konsentrasi partikel besar, dengan diameter berkisar antara 2,5 hingga 10 mikrometer, dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi.

Para peneliti yang dipimpin oleh Profesor T. Wong dari Universitas Cina Hong Kong menganalisis data kunjungan unit gawat darurat harian untuk penyakit pernapasan di Hong Kong, indeks polutan udara, dan variabel meteorologi dari Januari 1998 hingga Desember 2002. Mereka kemudian mengidentifikasi lima badai debu selama periode ini dan membuat perbandingan menggunakan uji-t lintas kasus independen.

Hasilnya menunjukkan peningkatan 5% dalam jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit akibat PPOK dua hari setelah badai debu. Para peneliti menemukan hubungan antara konsentrasi partikel besar yang lebih tinggi yang dihasilkan oleh badai debu dan risiko penyakit pernapasan yang lebih tinggi, khususnya PPOK.

"Hasil penelitian kami menyoroti perlunya peringatan dini bagi pasien dengan penyakit paru-paru kronis untuk menghindari paparan polusi udara pada kelompok orang ini," kata T. Wong.

Profesor Frank J Kelly dari King's College London dan rekan-rekannya mengusulkan pengenalan indeks kualitas udara nasional dan layanan peringatan terkait untuk memperingatkan potensi dampak kesehatan yang membahayakan dari badai debu.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]