Obat baru menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam pemulihan pasien setelah serangan jantung

Para peneliti dari Kelompok Penelitian Regenerasi Jantung dan Gagal Jantung (ICREC) di Institut Penelitian Germans Trias i Pujol (IGTP) dan Institut Jantung Rumah Sakit Germans Trias (iCor) telah menemukan efek menguntungkan dari obat baru Sacubitril/Valsartan dalam pengobatan infark miokard.

Studi mereka, yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Circulation: Arrhythmia and Electrophysiology, menawarkan wawasan baru tentang kemampuan obat untuk mengurangi peradangan, fibrosis jantung, dan mencegah aritmia jantung berbahaya setelah infark miokard.

Penyakit kardiovaskular, terutama infark miokard, merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia. Setelah kejadian tersebut, miokardium yang rusak, yang telah menderita iskemia, menimbulkan respons peradangan yang intens untuk membuang sel-sel mati dan mengaktifkan penggantian jaringan nekrotik dengan jaringan parut kolagen.

Meskipun jaringan parut mempertahankan integritas struktural jantung, jaringan parut tidak berkontribusi pada fungsi pemompaan jantung dan meningkatkan risiko aritmia ganas, yang berkontribusi pada perkembangan gagal jantung, suatu kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Dalam konteks ini, Sacubitril/Valsartan merupakan obat kombinasi yang telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi rawat inap ulang dan mortalitas kardiovaskular pada pasien dengan gagal jantung. Sementara peran obat ini dalam pengobatan gagal jantung mulai ditetapkan dengan baik, kemanjurannya dalam penanganan infark miokard sebagian besar masih belum dieksplorasi. Dalam hal ini, penelitian saat ini bertujuan untuk mengevaluasi efek pemberian awal Sacubitril/Valsartan dalam model infark miokard praklinis pada babi dalam hal peradangan, fibrosis jantung, dan sifat aritmogenik jantung.

Obat tersebut menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi efek tersebut, mengurangi respons peradangan sistemik akut dan risiko aritmia fatal hingga 55%, dan mendorong pembentukan jaringan parut yang lebih sehat. Drs Felipe Bisbal dan Carolina Galvez-Monton, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan: "Efek Sacubitril/Valsartan pada model babi infark miokard sangat menjanjikan dan menunjukkan bahwa obat baru ini dapat secara signifikan meningkatkan prognosis dan kualitas hidup pasien yang menderita kejadian ini."

Studi evaluasi klinis manusia di masa mendatang akan menjadi kunci untuk menentukan reproduktifitas temuan ini dan manfaat klinis terapi Sacubitril/Valsartan dalam skenario infark miokard.