Investigasi protein inflamasi menyarankan strategi pengobatan untuk hipertensi pulmonal

Sistem imun kita sering kali berfungsi dengan baik dalam melindungi kita dari infeksi dan menjaga tubuh kita tetap berfungsi. Namun, terkadang, sistem imun dapat memperburuk keadaan. Sebagai contoh, sebuah penelitian terbaru oleh ilmuwan Jepang menunjukkan bahwa protein sistem imun yang terjadi secara alami dapat berperan penting dalam perkembangan suatu bentuk penyakit paru-paru yang tidak dapat disembuhkan.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal PNAS, para peneliti dari National Cardiovascular Institute (NCVC) melaporkan bahwa protein inflamasi yang disebut IL-6 mengaktifkan sel imun tertentu pada hipertensi paru, memperburuk gejala terkait.

Hipertensi paru adalah kondisi langka dan melemahkan yang terjadi ketika arteri di paru-paru menyempit atau tersumbat. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti kesulitan bernapas, kelelahan, pingsan, dan pada tahap lanjut, bahkan gagal jantung dan kematian.

"Saat ini belum ada obat untuk hipertensi paru, jadi perawatan yang tersedia ditujukan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup," jelas penulis utama Tomohiko Ishibashi.

"Studi terkini menunjukkan bahwa IL-6 berperan dalam perkembangan hipertensi paru dan dapat menjadi target pengobatan yang bermanfaat; namun, hasil yang saling bertentangan diperoleh dengan menggunakan model tikus yang berbeda, sehingga menimbulkan ketidakpastian tentang efektivitas pendekatan ini."

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menggunakan model tikus di mana komponen reseptor IL-6 diduga hanya terganggu pada sel otot polos, tetapi dapat juga dinonaktifkan pada jenis sel lain, untuk mengetahui sel spesifik mana yang dipengaruhi oleh pensinyalan IL-6.

"Yang mengejutkan, kami menemukan bahwa ekspresi komponen reseptor IL-6 terganggu dalam berbagai prekursor sel darah," jelas penulis senior Yoshikazu Nakaoka.

"Dalam kondisi normal, reseptor tersebut paling banyak diekspresikan oleh sel T CD4-positif, dan penghapusannya dalam sel-sel ini secara signifikan menghambat perkembangan dan progresi hipertensi paru pada tikus."

Para peneliti kemudian menghapus gen yang mengkode IL-6 pada tikus. Tim menemukan bahwa terlepas dari apakah hipertensi paru pada tikus disebabkan oleh hipoksia, zat kimia, atau kombinasi keduanya, penghapusan IL-6 membuat tikus kebal terhadap perubahan patologis yang terkait dengan hipertensi paru.

Rekombinasi Cre yang tidak disengaja pada semua sel garis keturunan hematopoietik pada tikus SM22α-Cre. Sumber: Prosiding National Academy of Sciences (2024). DOI: 10.1073/pnas.2315123121

Mengobati tikus yang kekurangan IL-6 dengan obat yang saat ini digunakan untuk mengobati pasien dengan hipertensi paru semakin memperbaiki gejala dan mengurangi kerusakan pada paru-paru dan jantung.

"Hasil kami menunjukkan bahwa menggabungkan inhibitor IL-6 dengan obat-obatan saat ini untuk pengobatan hipertensi paru dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien," kata Ishibashi.

Mengingat kurangnya pengobatan yang efektif untuk hipertensi paru saat ini, hasil penelitian ini memberikan harapan bagi pengembangan strategi terapi baru di masa mendatang. Meskipun uji klinis terbaru antibodi reseptor IL-6 menghasilkan hasil yang mengecewakan, menargetkan IL-6 pada jenis sel tertentu dan memengaruhi efek akhir pensinyalan IL-6 tetap menjadi pendekatan yang potensial.