Telur mengurangi risiko terkena diabetes mellitus

Sebuah studi oleh para peneliti di University of Connecticut menantang kepercayaan umum bahwa orang dengan kolesterol tinggi tidak boleh makan telur. Para ahli percaya bahwa telur memiliki efek menguntungkan pada kadar lipid darah.

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Maria Luz Fernandez, seorang profesor di Universitas Connecticut, melakukan sebuah penelitian, yang hasilnya para ahli mampu memperbaiki kesehatan orang-orang yang menderita sindrom metabolik.

Sindrom metabolik merupakan kondisi patologis yang ditandai dengan sejumlah gangguan: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol jahat dalam darah yang meningkat, timbunan lemak di area pinggang, dan kadar glukosa yang tinggi. Menurut para ilmuwan, sekitar 34% dari populasi di Amerika Serikat menderita sindrom metabolik. Selain itu, kondisi ini semakin umum terjadi. Para ahli mencatat bahwa pria memiliki risiko lebih rendah terkena sindrom metabolik dibandingkan wanita.

Orang dengan sindrom metabolik sering kali memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Namun, para ilmuwan tahu cara membantu pasien tersebut dan mengurangi risiko kesehatan terkait dengan sindrom tersebut.

Ternyata Anda hanya perlu menambahkan telur ayam biasa ke dalam menu harian Anda.

Penelitian ini melibatkan wanita dan pria yang menunjukkan tanda-tanda sindrom metabolik. Para ahli meminta para relawan untuk "duduk" dalam diet telur. Selain kelebihan berat badan, semua subjek memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi dalam darah - lipoprotein densitas rendah.

Selama percobaan, subjek dibagi menjadi dua kelompok. Semua peserta dalam penelitian menerima tiga butir telur setiap hari, tetapi satu kelompok menjalani diet rendah karbohidrat, sementara kelompok lainnya mengonsumsi makanan berkalori tinggi yang biasanya ada dalam makanan mereka. Percobaan berlangsung selama dua belas minggu, setelah itu semua subjek diperiksa.

Ternyata, diet telur memberikan hasil yang baik: semua peserta percobaan menunjukkan peningkatan konsentrasi kolesterol lipoprotein densitas tinggi dalam darah dan penurunan kadar kolesterol jahat.

Orang dapat mengendalikan berat badan mereka dengan memperhatikan apa yang mereka makan dan bagaimana mereka memakannya. Misalnya, mengonsumsi makanan utuh dan protein berkualitas tinggi dapat membantu orang merasa lebih baik, memberi mereka energi, dan membantu mereka menurunkan berat badan, kata para ahli.

Para peneliti mencatat bahwa mengonsumsi telur untuk sarapan merupakan pilihan yang baik karena dengan mengonsumsinya, seseorang tidak akan merasa lapar dalam waktu lama, merasa kenyang, dan hal ini berdampak langsung pada indeks massa tubuh. Selain itu, protein berkualitas tinggi yang terkandung dalam telur merupakan aspek penting dalam mencegah berbagai penyakit kronis.

Satu butir telur ayam mengandung 13 vitamin, mineral, dan nutrisi seperti vitamin D dan kolin, yang hanya ditemukan dalam beberapa makanan. Dan antioksidan zeaxanthin dan lutein melindungi dari kehilangan penglihatan.

[ 1 ], [ 2 ]