Apa kesamaan antara kucing, toksoplasmosis, dan skizofrenia?

Memelihara kucing di rumah dapat menjadi faktor penyebab perkembangan gangguan spektrum skizofrenia. Pemilik langsung kucing dan bahkan mereka yang hanya melakukan kontak dengan hewan di masa kanak-kanak dan remaja, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan skizofrenia hingga hampir 50%. Informasi ini diumumkan oleh para ahli yang mewakili Pusat Kesehatan Mental Australia.

Para ahli mengumpulkan semua informasi yang tersedia yang terdapat dalam berbagai basis data klinis dan literatur medis selama lebih dari 40 tahun. Mereka mengidentifikasi sekitar dua ribu penelitian, melakukan meta-analisis terhadap data yang diperoleh, yang mencakup 11 negara. Mereka mengamati faktor-faktor seperti keberadaan kucing di rumah, kejadian kontak singkat, dan gigitan kucing.

Para peneliti berhasil menemukan bahwa keberadaan kucing di rumah dapat menyebabkan peningkatan risiko gangguan skizofrenia dua kali lipat (indeks korelasi adalah 2,24). Peningkatan ini kemungkinan besar disebabkan oleh keberadaan parasit intraseluler toxoplasma gondii pada hewan. Penelitian ilmiah awal telah membuktikan bahwa pasien dengan gangguan spektrum skizofrenia memiliki titer antibodi terhadap toksoplasmosis hampir tiga kali lipat dibandingkan individu yang sehat.

Penyakit toksoplasmosis pada manusia menyebabkan berbagai perubahan neurologis dan masalah perilaku. Fakta keberhasilan penggunaan obat antiprotozoa untuk menghilangkan tanda-tanda simptomatik skizofrenia telah lama diketahui, yang menjadi dasar untuk refleksi.

Skizofrenia adalah penyakit mental yang umum dan kompleks yang mengubah baik pemikiran maupun perilaku. Gejala karakteristiknya adalah impotensi moral dan hilangnya inisiatif, gangguan bicara, keadaan delusi halusinasi. Memori dan konsentrasi perhatian juga terpengaruh. Patologi berlanjut dengan periode eksaserbasi dan remisi, di mana pasien dapat menyakiti dirinya sendiri atau orang yang dicintainya. Faktor yang paling umum dalam perkembangan penyakit ini termasuk kecenderungan turun-temurun, kondisi kehidupan yang tidak menguntungkan. Tidak ada konsensus tentang patogenesis pembentukan gangguan skizofrenia. Keterlibatan metabolisme neurotransmitter dilacak - khususnya, dopamin. Prekursor penyakit ini dianggap sebagai hilangnya minat dalam aktivitas (termasuk sosial), penampilan dan kebersihan diri sendiri, serta peningkatan perubahan kognitif, gangguan motorik. Periode prodromalnya panjang, seringkali melebihi 5 tahun.

Para ilmuwan Australia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa rantai yang mereka bangun mungkin memiliki kaitan lain, sehingga penelitian lebih lanjut dengan definisi yang tepat mengenai periode spesifik dan besarnya paparan diperlukan untuk menilai risiko terbentuknya gangguan skizofrenia selanjutnya.

Rinciannya tersedia di Oxford University Press.