Mitos dan kebenaran tentang obesitas selama kehamilan

Ironisnya, meskipun asupan kalori mereka berlebihan, banyak wanita gemuk kekurangan vitamin yang penting untuk kehamilan yang sehat.

Dalam edisi Desember Seminars in Perinatology, pakar Lorelei L. Thornburgh membahas berbagai tantangan yang mungkin dihadapi wanita obesitas selama kehamilan. Mitos dan fakta berikut menyoroti beberapa masalah yang harus dipertimbangkan wanita sebelum, selama, dan setelah kehamilan.

Mitos atau kebenaran?

Banyak wanita gemuk menderita kekurangan vitamin.

Benarkah itu?

40% wanita menderita kekurangan zat besi, 24% kekurangan folat, dan 4% kekurangan vitamin B12. Hal ini perlu dikhawatirkan karena beberapa vitamin, seperti folat, sangat penting bahkan sebelum pembuahan, mengurangi risiko penyakit jantung dan cacat sumsum tulang belakang pada bayi baru lahir. Mikronutrien lainnya, seperti kalsium dan zat besi, berkontribusi pada perkembangan fisik bayi.

Thornburgh mengatakan kekurangan vitamin terkait dengan kualitas makanan, bukan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Wanita yang mengalami obesitas cenderung menghindari sereal, buah, dan sayuran yang difortifikasi dan mengonsumsi lebih banyak makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah nilai gizi.

"Sama seperti orang lain, wanita yang berencana untuk hamil atau yang sedang hamil harus mengonsumsi kombinasi seimbang antara buah dan sayuran, protein rendah lemak, dan karbohidrat berkualitas baik. Wanita juga harus memastikan untuk mengonsumsi vitamin yang mengandung asam folat sebelum dan selama kehamilan.

Pasien obesitas harus menambah berat badan sedikitnya 7 kg selama kehamilan.

Mitos

Pada tahun 2009, Institute of Medicine merevisi rekomendasi berat badan kehamilan untuk wanita obesitas dari 7 kg menjadi 5 kg. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita obesitas yang mengalami kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan memiliki risiko komplikasi yang sangat tinggi, termasuk kelahiran prematur, operasi caesar, insufisiensi persalinan, bayi besar untuk usia kehamilan, dan bayi dengan gula darah rendah.

Jika seorang wanita obesitas tidak mengalami kenaikan berat badan yang banyak selama kehamilan, hasil kehamilannya akan lebih baik daripada wanita yang mengalami kenaikan berat badan. Berbicara dengan dokter Anda tentang kenaikan berat badan yang dapat diterima selama kehamilan merupakan bagian penting dari manajemen kehamilan.

Risiko kelahiran prematur lebih tinggi pada wanita obesitas dibandingkan dengan wanita non-obesitas.

Benarkah itu?

Wanita gemuk yang mengalami obesitas selama kehamilan memiliki kemungkinan 20% lebih besar untuk mengalami persalinan prematur, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Thornburgh mengatakan hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan hormon pada wanita gemuk.

Penyakit pernapasan pada obesitas, termasuk asma dan apnea tidur obstruktif, meningkatkan risiko komplikasi ekstraparu pada kehamilan, seperti operasi caesar dan preeklamsia.

Benarkah itu?

Wanita yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan hingga 30% lebih besar untuk mengalami kambuhnya asma selama kehamilan dibandingkan wanita yang tidak mengalami obesitas.

Menyusui pada wanita obesitas berlangsung lebih lama daripada wanita dengan berat badan normal.

Mitos

Durasi menyusui pada wanita yang menderita obesitas dalam 80% kasus tidak melebihi setengah tahun.

Thornburgh menegaskan bahwa ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan jumlah ASI yang diproduksi. Kelahiran prematur dapat menunda dimulainya menyusui karena bayi dirawat di unit perawatan intensif neonatal.

"Karena masalah ini, para ibu perlu diberi edukasi, motivasi, dan bekerja sama dengan dokter mereka. Bahkan jika Anda dapat menyusui sebagian, itu lebih baik daripada tidak menyusui sama sekali," kata Thornburgh.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]